JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menekankan pentingnya program keluarga berencana. Program ini dinilai mampu mewujudkan keluarga yang ideal.
Saat ini, Basuki menyoroti keberadaan warga berpenghasilan rendah yang cenderung memiliki banyak anak lantaran tidak mengikuti program KB. Hal ini dinilai turut berkontribusi meningkatkan angka kemiskinan. Anak-anak mereka rentan putus sekolah dan bahkan menikah muda.
"Sebanyak 40 persen anak usia 16-18 tahun putus sekolah dan kadang pula nikah muda. Semakin muda mereka menikah, angka perceraian pun cukup tinggi. Nah ini tugas bapak ibu ini memang tidak mudah, harus menjadi pemerhati memperhatikan orang dari hamil, belum lahir, lahir, kerja, berkeluarga sampai meninggal, harus diurusi," kata Basuki saat menyampaikan sambutannya dalam Optimalisasi Pelatihan KB, di Gedung BKKBN, Jakarta Timur, Senin (16/2/2015).
Sementara, Kepala BPMPKB DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan, ibu kota masih dilanda masalah kependudukan. Pertumbuhan penduduk sejak 2010-2014 yang naik 1,43 persen dari 9,5 juta menjadi 10,2 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini juga selaras dengan tingkat kelahiran bayi yang meningkat dari 2,1 persen menjadi 2,3 persen selama 10 tahun.
"Saat ini ada 547 penyuluh, dan pada tahun 2015, kami akan laksanakan grebek pada daerah urban seperti rusun, pemukiman kumuh, pasar, dan rel kereta. Integrasi ini dibutuhkan agar pengendalian angka kelahiran tercapai," kata Dien.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.