Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Penyu Kepulauan Seribu

Kompas.com - 26/02/2015, 21:43 WIB

KOMPAS.com - Wilayah Kepulauan Seribu, khususnya sejumlah pulau di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu, merupakan habitat penyu sisik (Eretmochelys imbricate). Penyu itu merupakan satu dari tujuh jenis penyu dunia.

Penyu termasuk dalam kelompok reptilia yang mendiami laut tropis dan subtropis di seluruh dunia. Selain penyu sisik, ada lima jenis lain yang ditemukan di Indonesia, yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu pipih (Natator depressus).

Habitat penyu sisik adalah perairan yang dingin, salah satunya kawasan Kepulauan Seribu Utara. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS) mencatat, tempat-tempat peneluran penyu sisik ditemukan di sejumlah pulau di kawasan ini, seperti Pulau Penjaliran Timur, Peteloran Timur, Penjaliran Barat, dan Pulau Belanda.

Peran penyu sisik dinilai signifikan di ekosistem laut terkait pengendalian laju pertumbuhan bunga karang yang dapat mengganggu pertumbuhan terumbu karang. Namun, penyu ini juga mengonsumsi alga, serta hewan-hewan kecil seperti udang, moluska, dan cumi-cumi.

Organisasi Internasional untuk Konservasi Sumber Daya Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) menetapkan penyu sisik sebagai hewan yang terancam punah. Di alam bebas, anak-anak penyu yang baru menetas menghadapi ancaman kematian dari hewan seperti biawak, burung, dan kepiting.

Ancaman manusia

Akan tetapi, ancaman terbesar penyu adalah manusia. Pembangunan daerah pesisir, termasuk sejumlah gugusan pulau di Kepulauan Seribu, kian mengimpit habitat penyu sisik.

Perburuan penyu, baik dalam bentuk sisik, daging, maupun cangkang, pernah marak di kawasan ini hingga tahun 1980-an. Selain diolah menjadi kancing, tusuk konde, atau hiasan, sisik penyu juga dijadikan mahar perkawinan karena dianggap berharga dan langka.

Selain melindungi tempat-tempat peneluran, pelestarian penyu sisik ditempuh dengan membangun pusat penetasan, pembesaran, dan pelepasliaran, seperti di Pulau Pramuka, Harapan, dan Sepa. Petugas akan mengambil telur dari pulau-pulau tempat bertelur untuk ditetaskan semialami, seperti dilakukan Salim (64) di sisi timur Pulau Pramuka.

Anak penyu (tukik) hasil penetasan dilepas ke alam. Sebagian dipelihara untuk dilepas secara bertahap dan ”dipajang” untuk keperluan edukasi. Menurut Salim, sejak penangkaran dibangun tahun 1984, puluhan ribu tukik telah dilepas ke alam liar, baik secara periodik oleh petugas TNKS, aktivis lingkungan, maupun peserta sejumlah program penyelamatan lingkungan.

Perburuan penyu sisik di Kepulauan Seribu dinilai tak separah era tahun 1980-an. Namun, penyu menghadapi impitan akibat pembangunan pulau. Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah III Pulau Pramuka Untung Suripto mencontohkan, pembangunan tanggul dan jalan dengan menguruk pantai di sisi timur Pulau Pramuka telah mengusik penyu.

”Sebelum tahun 2013 ada 14 sarang (telur penyu di Pulau Pramuka). Namun, tahun lalu hanya ditemukan 6 sarang. Biasanya dapat 2.000 telur, tetapi tahun lalu hanya 600-1.500 telur,” ujarnya. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com