Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Jakarta Makin Lemahkan Produktivitas Pelaju

Kompas.com - 09/03/2015, 19:33 WIB

Pengendara lainnya, Sugeng Tri Widodo, mengatakan, kemacetan ini sangat menghambat ritme kerja dia, bahkan menurunkan produktivitasnya. "Banyak pekerjaan terbengkalai karena waktu habis di jalan," katanya.

Penumpang transjakarta

Kepadatan lalu lintas juga menghambat laju bus transjakarta hingga mengakibatkan penumpukan penumpang di sejumlah halte. Waktu tempuh bus hingga tujuan akhir pun lebih lambat dari waktu normal.

Di halte pemberangkatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, bus transjakarta jurusan Pulo Gadung-Dukuh Atas berangkat setiap sepuluh menit sekali. Tidak ada penumpukan penumpang di halte bus ini. Sebagian besar penumpang mendapat tempat duduk, hanya sejumlah penumpang yang berdiri di dalam bus.

Di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, terlihat kepadatan lalu lintas di jalur biasa. Bus transjakarta dapat melaju lebih cepat karena, sepanjang perjalanan, bus melintas di dalam jalur khusus bus transjakarta.

Namun, laju bus akhirnya terkendala puluhan pengendara sepeda motor dan mobil yang masuk ke jalur bus transjakarta. Di tiap persimpangan jalan, laju bus makin terhambat sepeda motor dan mobil.

Karena bus melaju pelan, waktu tunggu penumpang di sejumlah halte pun menjadi lebih lama. Ayu (26), pegawai swasta, menunggu bus di Halte Pramuka sekitar 30 menit.

"Saya harus bertahan berdesak-desakan di antara ratusan penumpang setiap hari," ujarnya. Menurut Ayu, jumlah bus transjakarta dari arah Pulo Gadung harus ditambah mengingat banyak pekerja seperti dirinya tinggal di pinggiran kota Jakarta.

Kepadatan lalu lintas membuat bus lebih lama sampai tujuan akhir. Dari Pulo Gadung-Dukuh Atas, bus menempuh 1,5 jam perjalanan. Saat lalu lintas tak padat, bus transjakarta untuk jurusan yang sama menempuh perjalanan kurang dari satu jam.

Kereta ditambah

Ruwetnya transportasi ini membuat kereta api menjadi idola dan andalan baru. Fenomena ini dianggap sehat karena kereta api memang dirancang menjadi alat transportasi massal. Namun, tingginya jumlah pelaju yang memanfaatkan kereta api hingga kini belum terakomodasi pihak penyelenggara jasa kereta api.

Senin (9/3), Sari (35) kembali mengalami keterlambatan keberangkatan kereta dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Sudirman yang jadi stasiun tujuannya. Semestinya, kata Sari, kereta tujuan Stasiun Sudirman berangkat dari Stasiun Manggarai pukul 08.45, tetapi kereta itu baru tiba 08.50 dan berangkat 08.52.

"Saya masuk pukul 09.00 dan pastinya saya terlambat, apalagi ini kereta sudah penuh sekali. Saya tidak berani naik," ungkap Sari yang tinggal di Depok, Jawa Barat.

Kepadatan penumpang kereta di pagi hari memang sudah pada tahap mengerikan. Penumpang berjejalan rapat tanpa sekat, apalagi jika kereta terlambat tiba. Akibatnya, penumpang pun semakin menumpuk dan semakin rapat.

Penumpang kereta pun berharap agar jumlah kereta ditambah sehingga penumpang tak perlu berdesakan. Keterlambatan kereta juga harus diminimalkan agar penumpang tak dirugikan. (B09, B10, DNA, MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duet Imam Budi-Ririn Sudah 'Soft Lauching' di Acara PKS Depok, Tinggal Tunggu Deklarasi

Duet Imam Budi-Ririn Sudah "Soft Lauching" di Acara PKS Depok, Tinggal Tunggu Deklarasi

Megapolitan
Dinding Tripleks dan Ruangan Penuh Debu, 'Sekolah di Utara' Cilincing Bakal Direnovasi

Dinding Tripleks dan Ruangan Penuh Debu, "Sekolah di Utara" Cilincing Bakal Direnovasi

Megapolitan
Pernah Tabrak Orang karena Sulit Melihat, Petani Maluku Bersyukur Bisa Operasi Katarak Gratis

Pernah Tabrak Orang karena Sulit Melihat, Petani Maluku Bersyukur Bisa Operasi Katarak Gratis

Megapolitan
Kemarahan Pria di Grogol Bakar Baju Istri yang Meninggalkannya hingga Bikin 4 Rumah Kebakaran

Kemarahan Pria di Grogol Bakar Baju Istri yang Meninggalkannya hingga Bikin 4 Rumah Kebakaran

Megapolitan
Plus Minus Pengusungan Anies-Sohibul sebagai Bakal Cagub-Cawagub Jakarta di Pilkada 2024...

Plus Minus Pengusungan Anies-Sohibul sebagai Bakal Cagub-Cawagub Jakarta di Pilkada 2024...

Megapolitan
Kemensos Bantu 240 Lansia Operasi Katarak Gratis di Kepulauan Tanimbar Maluku

Kemensos Bantu 240 Lansia Operasi Katarak Gratis di Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Jadi Wilayah Tertinggi Transaksi Judi Online, Pemkot Bogor Bentuk Satgas

Jadi Wilayah Tertinggi Transaksi Judi Online, Pemkot Bogor Bentuk Satgas

Megapolitan
Ngopi Bareng Warga Pesanggrahan, Kapolres Jaksel Ingatkan Bahaya Judi “Online”

Ngopi Bareng Warga Pesanggrahan, Kapolres Jaksel Ingatkan Bahaya Judi “Online”

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Juni 2024

Megapolitan
Didukung Maju Pilkada Tangsel, Marshel Widianto Dianggap Belum Punya Kapabilitas

Didukung Maju Pilkada Tangsel, Marshel Widianto Dianggap Belum Punya Kapabilitas

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 27 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 27 Juni 2024

Megapolitan
Sebulan Setelah Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana: Suci Masih Terbaring, Makan Lewat Selang di Hidung

Sebulan Setelah Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana: Suci Masih Terbaring, Makan Lewat Selang di Hidung

Megapolitan
Hadirnya Marshel Widianto di Pilkada Tangsel Dianggap Justru Muluskan Kemenangan Benyamin-Pilar

Hadirnya Marshel Widianto di Pilkada Tangsel Dianggap Justru Muluskan Kemenangan Benyamin-Pilar

Megapolitan
Gerindra Dinilai Korbankan Kapabilitas karena Dukung Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel

Gerindra Dinilai Korbankan Kapabilitas karena Dukung Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel

Megapolitan
Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Ditangkap di  Leuwidamar Usai Kabur dari Rumah

Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Ditangkap di Leuwidamar Usai Kabur dari Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com