Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpaksa Kembali Menggunakan Kendaraan Pribadi

Kompas.com - 15/03/2015, 15:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Program tersebut hanya menyinggung soal penyelesaian 15 koridor transjakarta, dan pembangunan mass rapid transit (MRT) untuk rute selatan-utara dan timur-barat. Dan dari semuanya itu,  tak ada satupun yang akan dilakukan di Jalan Simatupang.

"Ini akibat rencana yang diinginkan pemerintah daerah tidak sinkron dengan lahan yang dimiliki pengembang. Karena pada saat penyusunan rencana (pengusaha) tidak dilibatkan, jadinya tidak nyambung," kata Nirwono kepada Kompas.com, Minggu (15/3/2015).

Revisi program

Menurut Nirwono, tidak masuknya kawasan Jalan Simatupang ke dalam perencanaan pemerintah terkait pembangunan transportasi massal, disebabkan kawasan itu pada awalnya bukan diperuntukan untuk kawasan perkantoran.

"Harusnya Jalan TB Simatupang cuma jadi kawasan hunian tempat tinggal, dan sebagian untuk daerah resapan air. Bukan untuk perkantoran skala besar," ujar Nirwono.

Namun, kata dia, pelanggaran tata ruang berupa pemberian izin kepada pengembang membuat semua yang telah direncanakan menjadi kacau balau. Akibatnya, kawasan Jalan TB Simatupang mengalami perubahan fungsi.

"Pemerintah tidak berdaya dalam pengendalian tata ruang. Contohnya di Jalan TB Simatupang. Izin tidak diberikan sesuai rencana tata ruang yang telah dibuat," ucap dia.

Karena saat ini Jalan TB Simatupang telah telanjur berubah menjadi kawasan perkantoran, Nirwono menyarankan agar pemerintah segera melakukan perubahan program pengembangan pola pengembangan transportasi makro. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pelebaran jalan dan pembangunan sarana transportasi massal.

Khusus untuk poin yang kedua, Nirwono menilai langkah ini perlu dilakukan dengan segera untuk mengakomodir para pekerja yang saat ini jumlahnya terus meningkat di kawasan Jalan TB Simatupang.

"Lakukan revisi program transportasi massal. Sudah saatnya pengembangan transportasi kereta juga dilakukan di kawasan Jalan Tol Lingkar Luar, yang merupakan kawasan Jalan TB Simatupang. Bisa dilakukan dengan membangun jalur kereta layang di atas jalan tol," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com