Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apa Urusannya Anggaran Banjir Dibandingkan dengan Belanja Gaji?"

Kompas.com - 17/03/2015, 13:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Pengelola Kepegawaian dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menganggap kritikan DPRD terhadap anggaran gaji pegawai yang lebih besar ketimbang anggaran penanganan banjir tidak tepat. Sebab, kata dia, dua program tersebut berada di pos yang terpisah.

Heru mengatakan, anggaran gaji pegawai masuk dalam pos belanja tidak langsung. Sementara anggaran penanganan banjir masuk dalam pos belanja langsung.

"Jadi tidak bisa dibandingkan. Karena belanja pegawai sama penanganan banjir itu terpisah. Tidak bisa kemudian anggaran penanganan banjir dibandingkan dengan belanja pegawai. Apa urusannya?" kata Heru, di Balai Kota, Selasa (17/3/2015).

Heru kemudian menyamakan kritikan DPRD dengan orang yang membandingkan dua angkutan yang memiliki jenis yang berbeda. (Baca: Ketua DPRD: Tidak Masuk Akal Anggaran Gaji PNS Lebihi Penanganan Banjir)

"Seperti halnya angkutan, masa kopaja dibandingin sama bemo? Bemo kan harusnya dibandingin sama bajaj," ujarnya.

Heru berpendapat, seharusnya alokasi anggaran penanganan banjir dibandingkan dengan program lain yang berada di pos yang sama. Ia mengambil contoh mengenai program pembangunan sarana dan prasarana.

"Banjir dibandingin dengan pembangunan jalan boleh. Tapi kalau banjir dibandingin dengan belanja gaji pegawai, pegawai kita aja jumlahnya 72.000. Ya, enggak bisa," tukasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi mengatakan, Kemendagri melakukan banyak koreksi terhadap dokumen RAPBD DKI 2015 yang diajukan oleh Pemprov DKI. Salah satunya yang terkait alokasi anggaran untuk gaji pegawai yang lebih besar dari anggaran penanganan banjir.

"Belanja tidak langsung (gaji pegawai) Rp 19 triliun, tapi kok penanganan banjir Rp 5 triliun. Kan enggak masuk akal," ujar dia seusai rapat evaluasi internal Badan Anggaran DPRD DKI, Senin (16/3/2015).

Pras mengaku tidak bisa merinci satu per satu koreksi yang dilakukan Kemendagri. Namun, ia berharap agar Ahok dan tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) Pemprov DKI segera melakukan perbaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com