Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Tak Percaya Putri Alex Usman Terlibat Korupsi

Kompas.com - 06/04/2015, 17:10 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman mengatakan bahwa rekannya, Rina Aditya Sartika telah menyampaikan kronologi proyek pengadaan buku yang ia tulis pada 2014 lalu. Menurut Prabowo, dalam pengadaan buku tersebut Rina hanya berperan sebagai penulis.

Kata dia, Rina menyampaikan hasil karyanya ke perusahaan yang kemudian memenangkan lelang proyek yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan itu.

"Dia kan sebagai penulis yang menjual karya ilmiahnya. Dia tidak langsung menjual ke Pemda, jangan salah lho. Dia menjualnya ke sebuah PT, PT-nya itu yang kemudian berurusan dengan pemerintah daerah," kata Prabowo, di Gedung DPRD DKI, Senin (6/4/2015).

Prabowo mengatakan perusahaan percetakan yang memenangkan lelang pengadaan buku bukanlah perusahaan milik Rina. Perusahaan itu, lanjut dia, masih utang sekitar Rp 1 miliar kepada putri dari Alex Usman itu.

Alex Usman adalah mantan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat.

Dia saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat penyedia daya listrik atau uninterruptible power supply (UPS).

"Perusahaan itu bukan perusahaan dia. Kalau itu perusahaan dia tentu akan kita salahkan. Dia bilang itu bukan perusahaan dia. Kata dia, PT itu masih berutang Rp 1 miliar ke dia," ujar Prabowo.

Atas dasar itu, Prabowo menyebut bahwa ia dan rekan-rekannya di Fraksi Gerindra sampai saat ini masih percaya Rina tidak bersalah dan tidak terlibat dalam kasus dugaan korupsi.

Apalagi, lanjut dia, belum ada putusan dari lembaga penegak hukum yang menyatakan Rina bersalah.

"Kalau belum diperiksa, jangan di-judge dulu. Kronologi peristiwanya sudah dia ceritakan ke kita. Sementara bisa kita terima. Sebelum ada proses hukum yang menyatakan dia bersalah, kita masih bisa menerima. Karena yang dilaporkannya ke kita itu benar-benar real. Ini lho karya ilmiah saya, ini lho yang saya jual ke perusahaan, ini lho ada perjanjiannya," ucap Prabowo.

Rina merupakan penulis dari serial enam buku yang diterbitkan dan pengadaannya menggunakan pos anggaran Dinas Pendidikan di APBD DKI 2014.

Buku tersebut adalah "Dari Kampoeng Hingga Metropolitan", "Batavia Era Kolonial Hingga Jokowi", "Jakarta Dulu Rawa Sekarang Pencakar Langit", "Dari Delman Menuju MRT", "Perempuan Betawi Menyusui", dan "Urban Batavia Urban Jakarta".

Berdasarkan dokumen APBD 2014, anggaran pengadaan buku itu terbilang fantastis.

Sebagai contoh, pada salah satu buku, yakni buku "Dari Delman Menuju MRT", alokasi anggaran yang dikeluarkan untuk siswa SD adalah berjumlah Rp 830 juta; alokasi untuk SMP senilai Rp 600 juta; untuk siswa SMA sebesar Rp 500 juta; dan untuk siswa SMK sebesar Rp 500 juta.

Selain itu, Rina juga menulis serial tiga buku yang berisikan tentang perjalanan hidup Basuki (kemudian dikenal dengan buku trilogi Ahok), yang rencananya akan diterbitkan dan pengadaannya menggunakan pos anggaran Dinas Pendidikan di APBD DKI 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com