Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peledak di Tanah Abang Khas Kelompok Radikal

Kompas.com - 09/04/2015, 13:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan-bahan yang mengakibatkan ledakan di tanah kosong di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (8/4/2015) kemarin, mirip dengan yang biasa dipakai kelompok radikal.

"Sejenis sekali sih tidak, tapi karena ada unsur pakunya, seperti yang biasa dirakit kelompok radikal. Mereka itu kan sering pakai paku, mur, baut atau gotri besi sebahai bahan campuran," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto, di kantornya, Kamis (9/4/2015).

Rikwanto menjelaskan, barang yang meledak itu terdiri dari wadah berisi bahan peledak, antara lain mesiu. Wadah itu berbentuk bulat dan dibungkus plastik hitam. Ujung plastik itu diikat dengan menggunakan karet. Wujud barang itu sebesar bola tenis dan serupa pekanan asal Cina, dimsum.

Rikwanto memastikan bahwa bentuk bahan peledak seperti itu adalah hal yang baru. Namun, komposisi di dalamnya sama seperti bahan peledak lain yang biasa digunakan sebelumnya oleh kelompok radikal.

Rikwanto juga menyebut barang tersebut merupakan modifikasi buatan tangan. Kendati demikian, kepolisian belum berani menyimpulkan barang tersebut dirakit oleh kelompok radikal atau bukan.

Kini Polisi telah menyita barang yang masih tersisa tersebut, memeriksa saksi-saksi lalu membuka dokumen terkait kelompok radikal yang biasa menggunakan bahan peledak.

"Itu barang asalnya dari mana? Siapa yang membuat? Untuk kepentingan apa? Barang itu cara meledaknya seperti apa? Masih kita selidiki. Yang jelas, ciri-ciri khas ini sudah ada sebelumnya," ujar Rikwanto.

Sejauh ini, Polisi tidak menyimpulkan barang yang meledak tersebut dikategorikan bom. Sebab, barang itu tak memiliki detonator, switch on off, sumbu dan baterai. Polisi menarik kesimpulan sementara bahwa barang tersebut adalah petasan berdaya ledak besar dan diisi oleh paku.

Sebelumnya, warga RT 16/9, tanah Abang dikagetkan dengan bunyi ledakan keras, Rabu (8/4/2015) sekitar pukul 14.15 WIB. Empat orang terluka dalam peristiwa diketahui masih berstatus warga sekitar. Namun, hasil pemeriksaan polisi, alamat KTP keempat korban bukan di wilayah Tanah Abang.

Empat korban atas nama Rukam (56) alias Suro, warga Ciledug; Asep (67) yang merupakan warga Kebon Kacang; Amir (30) alias Bogel warga Kebon Kacang; dan Feri (31) asal Indramayu. Saat ini, keempat korban masih dirawat inssentif di RS pelni Tanah Abang dan RS Polri Bhayangkara Kramatjati, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com