Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklus Perdagangan di Passer Baroe

Kompas.com - 22/06/2015, 21:55 WIB

Pedagang India dikenal menonjol untuk jenis kain sutra. Di antara deretan toko, ada nama yang khas, seperti Bombay Textile dan Maharaja. Namun, selain pedagang India, ada pedagang Tionghoa di Pasar Baru yang dikenal menguasai perdagangan kain katun.

Pasar Baru adalah ikon yang ditawarkan sebagai salah satu tujuan wisata. Setiap tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar Festival Passer Baroe dengan aneka gelaran, seperti bazar, pentas kesenian, dan pameran dari komunitas.

Namun, seperti pasar-pasar lama lain di Jakarta, Pasar Baru harus bersaing dengan munculnya pusat-pusat perbelanjaan baru yang menawarkan barang lebih lengkap dan kenyamanan bagi pengunjungnya. Apalagi kini ada lebih 153 pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern di Jakarta yang juga menjual barang-barang yang dijual di Pasar Baru.

Tak hanya bersaing dari sisi barang dan teknik berdagang, para pedagang Pasar Baru harus berjuang menutup kekurangan dari sisi pengelolaan kawasan. Jalan utama Pasar Baru kini tak ubahnya medan perebutan kekuasaan antara pemilik toko, pejalan kaki, dan pengguna kendaraan, serta PKL.

Papan bertuliskan "Dilarang Parkir" serta tali dipasang di depan toko untuk menghadang orang yang akan parkir. Petugas juga harus kerja keras mengusir pengguna kendaraan agar jalan depan toko tetap kosong.

Dari sisi Jalan Samanhudi, Jalan Pasar Baru selebar sekitar 10 meter dipenuhi PKL, menyisakan lebar 1-2 meter untuk lalu lalang pengunjung. Para pedagang menggelar lapak dan mendirikan tenda dengan beraneka dagangan, seperti aksesori telepon, pakaian, dan buah-buahan.

"Dulu ketika almarhum Tasripin, bapak saya, jualan, tahun 1970-an, sudah banyak PKL menggelar dagangan di depan toko seperti ini," ujar Sofi (33), pedagang aksesori di Pasar Baru.

Bagi Sofi, Pasar Baru tak banyak berubah 20 tahun terakhir, hanya pedagang yang sebagian berganti karena mewarisi usaha orangtuanya. Ramai dan sepinya pengunjung silih berganti, seperti mode pakaian yang terus berubah, dan adaptasi pedagang dengan barang dagangannya. "Asal tekun dan terus berusaha pasti bisa (bertahan)," ujarnya optimistis.(MUKHAMAD KURNIAWAN)

____________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juni 2015, di halaman 27 dengan judul "Siklus Perdagangan di Passer Baroe".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com