Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tak Beri Persyaratan Khusus Jadi Sopir Kopaja

Kompas.com - 26/06/2015, 11:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membuka peluang tiap individu dengan latar belakang pendidikan apa pun untuk menjadi sopir bus kopaja baru yang berada di bawah manajemen PT Transjakarta.

Menurut dia, latar belakang pendidikan merupakan persyaratan yang tidak terlalu penting untuk menjadi sopir kopaja, transjakarta, maupun transportasi umum lainnya. 

"Saya sudah bilang sama Pak Kosasih, Dirutnya PT Transjakarta, saya tidak mau ada istilah sopir itu harus berijazah SMA, bahkan orang yang tidak berijazah SD pun bagi saya boleh (jadi sopir kopaja)," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (26/6/2015). 

Menurut Basuki, ia lebih mementingkan individu yang memiliki kejelian serta kesabaran tinggi membawa kopaja dibanding dengan pendidikan tinggi. [Baca: Sopir Kopaja Transjakarta Tidak Harus Tamat SMA, yang Penting...]

Latar belakang pendidikan hanya diperlukan bagi profesi akademisi, seperti guru atau dosen, sementara jika hanya menjadi sopir, Basuki tak mempermasalahkan persyaratan tersebut.

"Ini mau cari sopir kok belagu banget mau latar belakang pendidikan SMA, S-1. Jadi presiden saja syaratnya lulusan SMA. Bagi saya, syarat bahwa pengemudi mobil di transjakarta itu bukan lihat ijazah, tetapi dites saja bahwa dia bisa bawa mobil. Banyak juga orang enggak sekolah dia bisa bawa mobil dengan baik kok," kata Basuki.

Sebelumnya, PT Transjakarta diketahui akan memberikan sertifikat kepada para calon sopir bus kopaja yang sudah terintegrasi. Sertifikasi dilakukan agar kualitas para sopir bus kopaja baru dalam mengemudikan bus dapat dijamin.

Selain diberikan sertifikat, semua sopir bus kopaja baru juga akan mendapat gaji sebesar dua kali upah minimum provinsi (UMP). Kopaja akan dibayar untuk setiap kilometer yang ditempuh bus mereka oleh PT Transjakarta. Integrasi Kopaja dengan PT Transjakarta akan mulai berjalan pada Agustus mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com