Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Sayangkan Sikap Ahok, Seharusnya Keputusan BPK Disikapi dengan Arif

Kompas.com - 09/07/2015, 13:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Mohammad Sanusi menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlalu menyalahkan Badan Pemeriksa Keuangan atas opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang didapat oleh Pemerintah Provinsi DKI untuk tahun anggaran 2014. Menurut Sanusi, BPK merupakan lembaga negara yang paling memiliki kapabilitas untuk mengaudit manajemen keuangan suatu pemerintah daerah.

"Seharusnya keputusan BPK itu disikapi dengan arif. Jangan mengkambinghitamkan banyak pihak. Masing-masing institusi negara itu harus menghormati tentang profesionalismenya. BPK itu badan akuntabilitas negara loh," ujar Sanusi di gedung DPRD, Kamis (9/7/2015).

Sanusi menyayangkan sikap Ahok, sapaan Basuki yang malah menantang semua anggota BPK untuk membuktikan pajak yang dibayar serta melaporkan seluruh harta kekayaan dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). [Baca: BPK Curiga karena Tak Bisa Telusuri Rincian Pengeluaran Ahok dan Jajaran]

Hal tersebut diminta Basuki untuk mengetahui apakah semua anggota BPK benar-benar bersih dan terbebas dari korupsi. Menurut Sanusi, tindakan tersebut seolah-olah untuk menutupi kelemahan Pemprov DKI sendiri.

Seharusnya Basuki senang mendapatkan koreksi dari BPK. Temuan-temuan tersebut seharusnya diperbaiki. Bukan malah menganggap pengaudit dari BPK melakukan kesalahan dengan memberi opini WDP untuk Pemprov DKI. [Baca: Ahok: BPK Kasih Tahu Saya Pihak Mana yang Persulit, Mau Saya Pecat]

Apalagi, kata Sanusi, lembaga yang mengaudit bukanlah lembaga swasta yang belum terjamin profesionalismenya. Melainkan lembaga negara yang diatur dalam Undang-undang Dasar 1945.

"Sekali lagi jangan mengkambinghitamkan kelemahan kita. Kalau kita enggak mampu, ya kita koreksi. Jangan enggak mampu, mengkambinghitamkan orang BPK yang tidak bersih," ujar Sanusi.

"Apa mungkin aparatur Pemda bersih. Ini kelemahan orang yang sangat lemah. Kelemahan orang yang sangat lemah adalah mengkambinghitamkan ketidakberdayaan untuk menutupi kelemahannya," kata Sanusi. [Baca: Ahok Tertawa BPK Ralat Rapor Belitung Timur dari WDP Jadi "Disclaimer"]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com