Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perintah Pembukaan Portal Tak Diindahkan

Kompas.com - 11/08/2015, 21:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Puluhan portal penutup jalan masih ditemukan di sejumlah kawasan perumahan di wilayah Ibu Kota hingga Senin (10/8). Padahal, Gubernur DKI Jakarta telah mengeluarkan instruksi agar semua portal di kawasan perumahan dibuka untuk memperlancar arus lalu lintas.

Berdasarkan Instruksi Gubernur Nomor 162 Tahun 2014, portal di perumahan harus dibuka untuk memperlancar arus lalu lintas. Instruksi itu ditujukan kepada semua lurah hingga wali kota di Jakarta.

Masih banyaknya portal jalan tersebut mematikan banyak akses dan pada akhirnya memicu parkir liar.

Berdasarkan pantauan di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, portal banyak ditemukan di Kelurahan Gunung, terutama di Jalan Hang Lekir, Jalan Kerinci, Jalan Bumi, dan Jalan Dimpo. Beberapa portal digembok sehingga jalan buntu.

Di RW 006 Kelurahan Gunung saja tercatat ada tujuh portal. Setiap hari pada pukul 23.00-06.00, hanya satu portal yang dibuka-tutup, enam portal lain ditutup dan digembok.

Portal di Jalan Hang Lekir III bahkan ditutup untuk mobil sepanjang hari. Jalan itu praktis menjadi jalan mati. Ruas jalan akhirnya difungsikan sebagai tempat parkir mobil para pengunjung salah satu restoran di sana.

Padahal, jalan itu seharusnya bisa digunakan untuk memutar balik dari Jalan Hang Lekir II menuju Jalan Hang Tuah Raya.

Mohammad Sya'ama, warga RW 006 Kelurahan Gunung sekaligus anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan Gunung, menyatakan, keamanan warga jadi alasan utama mengapa mereka menutup jalan dengan portal.

Portal di RW 006 itu awalnya dibangun pada 1998 saat ada kerusuhan di Jakarta. Sya'ama menuturkan, portal digunakan agar orang yang masuk ke permukiman bisa didata, terutama saat malam hari.

Selain itu, kata Sya'ama, jika portal dibuka, pengendara dari Jalan Hang Tuah Raya serta Jalan Hang Lekir I dan II akan masuk ke permukiman. "Sehingga permukiman pun ikut macet dan dipenuhi kendaraan," katanya.

Lurah Gunung Sjarifudin menyatakan, sejauh ini belum ada permintaan dari Wali Kota Jakarta Selatan untuk membuka atau membongkar portal-portal itu.

Portal-portal jalan yang tertutup juga terlihat di Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat. Senin siang, di Jalan Kapuas, Kelurahan Cideng, misalnya, tampak portal menutupi jalur menuju jalan tersebut. Tulisan "Portal Ditutup 24 Jam, Senin-Minggu" terpampang jelas di portal itu. Tampak dua mobil parkir di depan portal.

Alhasil, Jalan Kapuas tak bisa dilalui. Padahal, jalan itu dapat menghubungkan Jalan Musi dengan Jalan Cideng Barat. Jalan Musi yang selebar sekitar 8 meter selalu macet pada jam-jam padat pagi dan sore.

Sejumlah pengendara pun mengeluhkan penutupan portal yang telah berlangsung sekitar setahun terakhir. "Kayaknya jalan itu hanya punya warga di sana. Padahal, itu, kan, jalan umum," kata Harimudin (44), warga Cideng.

Khasan, petugas hansip di lingkungan itu, mengatakan, penutupan portal untuk menjaga keamanan lingkungan. "Di sini rawan pencurian," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sosok Ideal Gubernur Jakarta, Pengamat: Harus Tahu Tentang Jakarta

Soal Sosok Ideal Gubernur Jakarta, Pengamat: Harus Tahu Tentang Jakarta

Megapolitan
Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR Dibongkar, 15 WNA Diangkut Petugas Imigrasi

Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR Dibongkar, 15 WNA Diangkut Petugas Imigrasi

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Pelaku Disebut Kesal Sering Dituduh Selingkuh

Suami Bakar Istri di Tangerang, Pelaku Disebut Kesal Sering Dituduh Selingkuh

Megapolitan
Saksikan Aksi Gila Suami Bakar Istri, Warga Cipondoh Langsung Bantu Padamkan Api

Saksikan Aksi Gila Suami Bakar Istri, Warga Cipondoh Langsung Bantu Padamkan Api

Megapolitan
Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Orangtua Nilai Proses Tak Transparan

Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Orangtua Nilai Proses Tak Transparan

Megapolitan
Dishub Jakarta Selatan Tertibkan Parkir Liar di Senopati Jaksel

Dishub Jakarta Selatan Tertibkan Parkir Liar di Senopati Jaksel

Megapolitan
Penyesalan Pembunuh Pria Lansia di Bogor : Maaf, Saya Terpengaruh Alkohol...

Penyesalan Pembunuh Pria Lansia di Bogor : Maaf, Saya Terpengaruh Alkohol...

Megapolitan
Sakit Hati Ditanya 'Mau Makan Apa', Seorang Pengamen Tega Bunuh Lansia di Bogor

Sakit Hati Ditanya "Mau Makan Apa", Seorang Pengamen Tega Bunuh Lansia di Bogor

Megapolitan
Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar untuk Atasi Banjir Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar untuk Atasi Banjir Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
PDI-P Lebih Berpeluang Koalisi dengan PKS ketimbang Koalisi Bogor Maju pada Pilkada 2024

PDI-P Lebih Berpeluang Koalisi dengan PKS ketimbang Koalisi Bogor Maju pada Pilkada 2024

Megapolitan
Pengamen yang Tega Bunuh Lansia di Sungai Cidepit Bogor Mengaku Menyesal

Pengamen yang Tega Bunuh Lansia di Sungai Cidepit Bogor Mengaku Menyesal

Megapolitan
Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Panitia Prioritaskan Cabor Basket, Sepak Bola, dan Renang

Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Panitia Prioritaskan Cabor Basket, Sepak Bola, dan Renang

Megapolitan
Berawal dari Kejar Layangan, Bocah 8 Tahun Masuk Tol Cijago dan Tewas Tertabrak Mobil

Berawal dari Kejar Layangan, Bocah 8 Tahun Masuk Tol Cijago dan Tewas Tertabrak Mobil

Megapolitan
“Bokap dan Kakek Sudah di Tempat Jauh Lebih Baik, Sudah Enggak Sakit-sakit Lagi”

“Bokap dan Kakek Sudah di Tempat Jauh Lebih Baik, Sudah Enggak Sakit-sakit Lagi”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com