Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Lingkaran Setan Korban Pencabulan Menjadi Pelaku

Kompas.com - 10/09/2015, 10:35 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi korban pencabulan menimbulkan trauma buat siapa pun. Ibarat tertabrak kontainer, sakitnya bukan hanya di badan.

Begitu perumpamaan yang disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kondisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, terkait korban pencabulan, termasuk para remaja yang dicabuli oleh tukang ojek pangkalan berinisial IW (46) di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

"Korbannya itu alami cidera seperti ditabrak kontainer. Tak hanya psikis, tapi faktor traumatik juga akan dialami para korbannya," kata Erlinda kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2015).

Berdasarkan penelitian secara global, para korban pencabulan, khususnya sodomi, kerap berpotensi mendorong korban menjadi pelaku. "Potensinya lebih dari 70 persen," ucap Erlinda.

Hal itu dibuktikan dengan profil tersangka IW yang pernah menjadi korban pencabulan serupa saat masih bocah. IW mengaku pernah disodomi seorang waria saat masih SD.

Perlakuan tersebut didapatnya berulang kali selama beberapa tahun. Sehingga, menyebabkan dirinya tidak berkesempatan mendapatkan ijazah SD.

Kasus tersebut kata Erlinda, serupa dengan kasus Emon di Sukabumi Jawa Barat, tahun 2014 silam. Bahkan, saat itu, Pemkot Sukabumi menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena Emon dianggap sebagai monster menakutkan bagi masa depan anak-anak.

Hasil pemeriksaan penyidik polisi, buruh pabrik di Sukabumi itu melakukan kekerasan seksual terhadap lebih dari 140 anak-anak di kampungnya. Selama kurun waktu 2013 hingga 27 April 2014, Korban Emon rata-rata berusia 13 tahun ke bawah. 

Emon diidentifikasi mudah terangsang hasrat seksualnya secara berlebih. Sejak berusia 7 tahun, Emon gemar menonton video porno dan menjadi korban sodomi saat usia 11 tahun.

Pengalaman sebagai korban membuatnya menderita trauma dan mendorongnya untuk melakukan hal serupa terhadap orang lain.

"Sebagai korban akan berpotensi menjadi pelaku. Sebagai tindak KLB, korban harus di "trauma healing" semur hidup. Karena kerugian korban lahir batin mesti ditangani secara khusus," ujar Erlinda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com