Namun, sejak Senin, sekelompok warga menghadang truk sampah DKI melewati jalur Cileungsi. Mereka mengaku terganggu dengan bau sampah dan ceceran air sampah (lindi).
Kesepakatan pembukaan kembali jalur tersebut baru tercapai setelah Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta Saefullah dan jajarannya bertemu dengan Bupati Bogor Nurhayanti di Kantor Bupati Bogor di Cibinong, Bogor, Rabu sore.
Dalam kesepakatan itu, truk-truk sampah DKI hanya boleh lewat Cileungsi pukul 21.00-05.00. Artinya, tetap akan terjadi penumpukan truk sampah di TPST Bantargebang.
Bejo (50), pengawas TPS Wika, mengatakan, sejumlah truk sampah kesulitan masuk ke TPST Bantargebang karena waktu yang tersedia terbatas dan terjadi antrean panjang masuk ke TPST.
Sebelumnya, antrean truk hanya terjadi di dalam area TPST Bantargebang. Sekarang, antrean truk mengular sampai ke jalan raya sepanjang lebih dari 2 kilometer.
”Karena antrean panjang sekali, warga setempat juga marah. Selasa malam, warga Bantargebang mendemo truk sampah,” ujarnya.
Di Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST), Sunter, Jakarta Utara, sekitar 150 truk sampah penuh muatan terpaksa parkir di halaman kantor ini karena tak bisa masuk ke Bantargebang.
Sebagian truk yang datang dari sejumlah wilayah di Jakarta ini sudah dua hari terakhir tak membuang angkutan sampahnya.
AM (56), salah satu sopir truk, mengatakan, beberapa truk bahkan sudah sejak hari Senin (2/11) tak bisa membuang sampah.
Pasalnya, mereka dihadang saat hendak menuju TPST Bantargebang melalui Cileungsi dan juga diusir saat melalui Bekasi Barat.