”Masalahnya, saya menunggu di dalam truk juga tak bisa sambil tidur. Baru mau tidur, sudah digedor-gedor karena truk depan sudah mulai jalan. Begitu seterusnya,” ujar Da’i yang mengenakan celana pendek warna jingga dan kaus berkerah.
Sudah tiga hari terakhir ini, kata Da’i, semua truk sampah DKI hanya bisa mengangkut sampah pada malam hari sehingga terjadi penumpukan truk yang hendak masuk TPST Bantargebang dalam waktu hampir bersamaan.
Jalur menuju TPST Bantargebang pun lengang pada siang hari, tetapi macet pada malam hari.
Selama ini, sebagian truk pengangkut sampah DKI Jakarta yang akan menuju TPST Bantargebang melintasi Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada pukul 05.00-21.00 dan melintasi Jalan Tol Bekasi Barat pada pukul 21.00-05.00.
Namun, truk-truk tak dapat lagi melintasi Cileungsi setelah dihadang sekelompok warga yang merasa terganggu bau ceceran air sampah (lindi), Senin (2/11).
Jalur Cileungsi dapat kembali dilewati setelah ada kesepakatan antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Bogor, Rabu sore.