Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kumpulan Cerita Ahok soal Makanan Berformalin

Kompas.com - 23/12/2015, 14:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan pengalamannya beberapa kali menghadapi pedagang yang menjual makanan berformalin. Kejadian-kejadian tersebut kecil namun sering terjadi.

"Dulu kita kumpulin dana untuk yayasan kanker, bikin bazar, eh malah makanannya mengandung formalin," ujar Ahok (sapaan Basuki) ketika memberi sambutan dalam penghargaan kantin sekolah sehata di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (23/12/2015).

Dia juga pernah mengadakan jamuan makan di rumah dinasnya dengan mengundang anggota DPRD DKI. Ketika itu, dia berencana menyajikan mie belitung yang dia rekomendasikan.

Namun, sajian mie tersebut kurang sempurna karena tidak menggunakan tahu. Tahu yang telah dibeli untuk bahan pembuatan mie tersebut malah mengandung formalin dan tidak bisa dipakai.

Ahok mengatakan Pemerintah Provinsi DKI pernah menelusuri tahu berformalin yang mereka uji. Ternyata, pabrik tahu tersebut berlokasi di Bekasi.

Pemilik pabrik tersebut sempat ditanya kenapa menggunakan bahan formalin. Jawaban si pemilik pabrik sangat mengejutkan.

"Tahu enggak dia ngomong apa yang punya pabrik tahu? Katanya kalau enggak pakai formalin, tahunya keburu rusak, dia makan tahu itu tiap hari juga engga sakit katanya," ujar Ahok.

Ketika bulan puasa, Ahok juga pernah sidak makanan yang mengandung bahan berbahaya di Bendungan Hilir bersama BPOM DKI. Di sana, dia sudah mengingatkan kepada pedagang untuk tidak menjual tahu berformalin.

Pedagang yang ditegur Ahok pun nurut dan menyingkirkan dagangannya. Namun, setelah Ahok tidak lagi berada di dekat lapak pedagang itu, tahu berformalin kembali dijajakan.

Ketika Ahok menanyakan kembali, pedagang itu berkata takut rugi jika makanan berformalin itu tidak laku dijual. Ahok mengaku kesal ketika mengingat kejadian itu.

"Ini bukannya saya tausiyah siang-siang begini ya. Maksudnya mau puasa, lapar-lapar begitu, ibadah, tapi anda malah biarkan orang dibunuh karena makanan itu, sia-sia ibadahnya," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com