"Saya kan punya adik, saya bilang, 'Kamu seneng banget udah sekolahin anak gratis. Dulu saya enggak ada kayak begitu.' Sekarang mah kalau ada anak enggak sekolah, itu bohonglah," ujar Nita.
Sama dengan Nita, warga lain di Kelurahan Pegangsaan, Agung, juga mengaku merasakan perubahan pelayanan PNS DKI.
Menurut dia, stigma PNS yang identik dengan malas dan korup adalah kisah lama.
"Yang korup masih ada juga kali yah, cuma enggak semua. Enggak bisa disamaratakan juga," ujar Agung.
Agung khususnya menyoroti masalah pelayanan PNS di puskesmas terhadap warga pengguna BPJS kesehatan.
Di sana, PNS DKI tetap ramah dalam memberi pelayanan kepada warga kalangan mana pun. Semua itu juga baru dia rasakan semenjak pemerintahan Jokowi-Ahok.
"Waktu istri saya meninggal kan sakit dulu. Kalau di RS swasta, bisa habis Rp 11 juta tuh. Kalau di puskesmas, gratis. Kayak gini baru sekarang-sekarang aja deh, sejak zaman Pak Jokowi di Jakarta ya," ujar Agung.
Namun, rupanya tidak semua warga yang berpikiran sama dengan Nita dan Agung.
Salah seorang warga Kelurahan Pegangsaan, Asmawati, masih menilai PNS sebagai sosok yang sering korup, terutama PNS yang memiliki jabatan tinggi.
"Kalau yang PNS bawah-bawah istilahnya mau korupsi apa. Nah, kalau yang di atas ini loh, sudah disumpah juga masih berani. Saya bingung sama yang seperti itu," ujar Asmawati.
Asmawati menilai, sikap korup sudah mendarah daging di seluruh lini instansi pemerintahan, khususnya PNS yang memiliki kewenangan atau punya jabatan.
Meski demikian, dia akui bahwa pelayanan di kelurahan sudah menunjukkan perbaikan.
"Memang kalau seperti di kelurahan ini, sudah bagus yah. Makanya saya juga senang sebenarnya sama Pak Ahok. Dia itu bagus, cuma sering disalahpahami orang," ujar Asmawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.