Di luar hal itu, Jessica juga membantah adanya informasi bahwa dia pernah menulis status di Facebook terkait kasus meninggalnya Mirna dan isu miring lain, seperti isu cinta segitiga yang menjadi motif pembunuhan terhadap Mirna.
Saat pewarta menanyakan tentang adanya obrolan di WhatsApp yang beredar, dia juga bungkam.
Dari obrolan WhatsApp yang belum dikonfirmasi kebenarannya itu, Jessica terlihat memesan dokter di Grand Indonesia untuk menangani Mirna yang kejang setelah meminum kopi di Kafe Olivier.
Menjadi kambing hitam
Selama lima menit lebih awak media mewawancarai Jessica, kedua kuasa hukumnya sering memotong ucapan Jessica. Salah satu kuasa hukum Jessica juga berulang kali berbicara kalau Jessica hanya bisa bicara sebentar.
"Satu menit saja, ya. Tadi janji enggak ngeroyok, tadi sudah janji kan," ujar si kuasa hukum tersebut.
"Saya kira polisi profesional lah, ya. Saya harap, klien saya jangan dikambing-hitamkan. Itu saja. Kan ada yang sama-sama minum (kopi) tidak mati, yang minum yang satu mati," sebut kuasa hukum lainnya.
Orang lain yang disebut kuasa hukum ikut meminum kopi yang sama adalah Hani, teman Mirna yang lain saat sedang di Kafe Olivier.
Namun, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti sebelumnya membantah pernyataan itu. Kata Krishna, Hani tidak meminum kopi itu, tapi hanya mencoba meneteskan kopi ke lidahnya dengan sedotan.
Setelah berbagai pertanyaan dilayangkan, Jessica berusaha menembus kerumunan pewarta dan tetap bungkam hingga dia masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu di depan gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Dia hanya berbicara sekali dengan nada meninggi kepada pewarta yang masih bertanya.
"Sudah cukup. Saya enggak ngomong apa-apa lagi, ya. Saya berusaha sopan, loh. Saya ini sudah capek banget, maaf ya," tukas Jessica.