Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Gigi dan Obat Kuat di Antara Bolongnya Aturan

Kompas.com - 02/02/2016, 22:01 WIB

Bisnis kesehatan masih menjadi usaha menjanjikan. Peminatnya pun berasal dari berbagai kalangan. Namun, minimnya pengawasan oleh pemerintah membuka celah pelanggaran.

Agustus 2015, karyawati perusahaan minyak dan gas Allya Siska Nadya (33) meninggal diduga akibat malapraktik yang dilakukan terapis dr Randall Cafferty di Klinik Chiropractic First, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.

Setelah kasus itu mencuat, sejumlah klinik serupa yang tak mengantongi izin ditutup oleh Polda Metro Jaya.

Di Jakarta, tak hanya bisnis pengobatan gangguan sistem tulang belakang, saraf, dan otot (chiropractic) yang berkembang.

Praktik kesehatan lain, seperti tukang gigi dan penjualan obat kuat, pun menjamur.

Sebut saja klinik AD, yang merupakan tempat berlabel "ahli gigi" di kawasan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat. Lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari mulut gang permukiman padat penduduk.

Di ruang sempit seluas 2 meter x 1,5 meter, pemilik melayani pelanggan dengan aneka keluhan gigi.

Ada yang menambal gigi palsu, ada pula yang mengganti karet kawat gigi. Saat Kompas menanyakan pelayanan pemasangan kawat gigi, pemilik mematok harga Rp 1,5 juta.

Tukang gigi lain di Kemanggisan bahkan melayani pemutihan gigi.

Hal itu melanggar Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pembinaan, Pengawasan, dan Perizinan Pekerjaan Tukang Gigi.

Menurut aturan, tukang gigi hanya diperbolehkan membuat gigi tiruan lepasan dan memasang gigi tiruan lepasan.

Saat bekerja pun, pemilik AD tidak menggunakan peralatan memadai. Lelaki berinisial A itu hanya memakai masker penutup.

Ia tak menggunakan sarung tangan sekali pakai yang lazim digunakan dokter gigi. Namun, peralatan lain, seperti pembersih kawat gigi, bor, serta kawat dan karet gigi, tersedia di sana.

"Tempat ini sudah 10 tahun beroperasi. Jarang ada pelanggan yang mengeluh. Kami juga punya izin dari Persatuan Tukang Gigi Indonesia," ujar A, Minggu (31/1).

A mengaku belajar teknik pengobatan gigi secara otodidak dari ayahnya. Ayahnya memiliki keahlian tukang gigi dan mewariskan kepada beberapa anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com