Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Krishna Murti Saat Selidiki Kasus Perdagangan Perempuan di Kalijodo

Kompas.com - 11/02/2016, 06:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada sekitar September 2001, kepolisian disebut pernah mengungkap mengenai kasus perdagangan perempuan yang terjadi di Kalijodo.

Terungkapnya kasus tersebut diawali saat adanya salah seorang perempuan dengan nama samaran Sari (22) yang melarikan diri dari sebuah bar tak jauh dari kawasan itu.

Dalam bukunya, Geger Kalijodo, Krishna Murti, yang kini dikenal sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dengan pangkat Komisaris Besar, menuturkan, saat itu Sari melaporkan mengenai penyekapan yang ia dan 16 temannya alami di bar yang diketahui dimiliki oleh seseorang bernama Iskandar itu.

"Sari mengaku harus berjuang keras untuk bisa lolos dari bar itu. Berbagai usaha dia lakukan untuk bisa keluar dari cengkraman mucikari dan tukang pukul yang selalu mengawasi gerak geriknya," tutur Krishna.

Saat itu, Krishna menjabat sebagai Kapolsek Metro Penjaringan. Ia menyebut pada awalnya petugas piket yang menerima laporan Sari sempat cuek. Karena, mereka menganggap bar tempat Sari disekap merupakan tempat pelacuran.

"Tapi setelah membaca laporan itu, saya katakan bahwa kasus ini kasus serius, tentang penjualan wanita di bawah umur atau yang dikenal dalam dunia internasional sebagai woman trafficking. Satu jenis kejahatan terorganisir seperti halnya sindikat narkotika," papar Krishna.

Krishna menuturkan, saat penyelidikan, pihaknya mendapatkan fakta bahwa para korban dijanjikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Namun sesampainya di Jakarta, mereka dipaksa untuk menjual diri. (Baca: "Preman Kalijodo Sekali 'Ngamuk' Bisa Bahaya, Mending Ahok Pikir-pikir Dulu...")

Menurut Krishna, saat tiba di Stasiun Senen atau Terminal Kampung Rambutan, para korban didekati salah seorang anggota sindikat. Orang inilah yang membujuk korban dengan dalih mencarikan pekerjaan.

"Jika korban menolak, mulailah mereka memasang taring. Mereka mengancam akan menyekap korban di rumah kos-kosan milik pelaku," tutur Krishna. (Baca: PSK Kalijodo: Ahok Kagak Bisa "Ngancurin", kecuali Pakai Tank...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com