Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto: Peran Masyarakat Penting untuk Tanggulangi Kejahatan Terhadap Anak

Kompas.com - 25/03/2016, 21:59 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Psikolog dan pemerhati anak, Seto Mulyadi, berharap masyarakat turut serta membantu pemberantasan kasus eksploitasi dan perdagangan anak. Menurut Seto, peran aktif masyarakat masyarakat akan sangat membantu penanganan kasus kejahatan terhadap anak-anak.

Seto mengatakan, berdasarkan aturan perundang-undanganan, seseorang yang mengetahui adanya eksploitasi pada anak dan mereka diam saja bisa dikenakan hukuman lima tahun penjara.

"Hal seperti ini jika dibiarkan akan merambah pada anak-anak lain. Kalau dibiarkan negara bisa kehilangan masa depan," ujarnya di Polres Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2016).

Seto menambahkan, perdagangan anak ini merupakan bisnis besar. Ia mencontohkan jika satu anak disewakan satu harinya Rp 200.000 maka jika didapati 20 anak, orang yang menyewakan anak tersebut memperoleh keuntungan Rp 4 juta per harinya.
 
"Ini bisnis besar, jumlah keuntungannya sangat besar. Kalau dibiarkan bisnis seperti ini maka kita juga akan kehilangan pribadi unggul di masa mendatang," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Kementerian Sosial Neneng Heryani mengatakan siap menampung anak-anak yang menjadi korban eksploitasi di sekitar Blok-M, Jakarta Selatan. Ia mengaku sudah mendapat rekomendasi dari Polres Jakarta Selatan untuk memulihkan kondisi para korban.

"Kita akan cek untuk melihat adanya hal-ha yang mempengaruhi fisik dan kesehatan mereka. Kami juga akan melakukan terapi sosial dan psikologi," ujarnya.

Neneng menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Sosial untuk menelusuri di mana orang tua para korban. Hal ini diperuntukkan agar para korban dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.

"Kita akan reunifikasi mereka dengan keuarga," katanya.

Polres Metro Jakarta Selatan berhasil menangkap 4 orang tersangka terkait kasus eksploitasi dan perdagangan anak di bawah umur. 

Empat tersangka tersebut berinisial ER (17), SM (18), IR dan NH. Mereka menyewakan anak seharga Rp 200.000, untuk dijadikan pengemis, pengamen dan joki 3 in 1.

Apabila anak tersebut menolak mereka akan mendapat tindakan kekerasan dari para tersangka. Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan selama dua bulan.

Sebanyak 20 anak diduga menjadi korban dan 8 orang dewasa diamankan di perempatan wilayah Jakarta Selatan dan terminal Blok M pada Kamis (24/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com