Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Kafe Dibekuk karena Pekerjakan 7 Gadis di Bawah Umur

Kompas.com - 31/03/2016, 21:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga pengelola Kafe Rebas di Cakung, Jakarta Timur, dibekuk aparat kepolisian atas dugaan eksploitasi tujuh orang gadis di bawah umur.

Para pelaku yang dibekuk yakni DH selaku mami, JLT pengelola kafe, dan GG sebagai pemilik kafe. Praktik eksplotasi anak itu terungkap setelah salah satu orangtua korban, R (33) kehilangan anaknya DJ (15) selama sepuluh hari.

Sang anak dibawa temannya yang berinisial N untuk mencari pekerjaan. N mengajak korban untuk kerja di Kafe Rebas itu.

Sampai di sana, DJ dipekerjakan sebagai pelayan minuman. R yang gelisah karena anak gadisnya tak kunjung pulang berupaya mencari. Akhirnya, ia memperoleh informasi bahwa sang anak ada di kafe tersebut.

"Saya cari-cari info, akhirnya tahu anak saya di bawa ke kafe itu sama N. Saya lapor polisi dulu, minta bantuan," kata R di Mapolres Metro Jakarta Timur, Kamis (31/3/2016).

R mengatakan, anaknya dalam kondisi baik setelah kafe itu digerebek polisi. Ia menyebut, anaknya tidak sampai mengalami kekerasan seksual. 

"Enggak ada pemaksaan atau kekerasan seksual," ujar R.

Kepala Polres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Agung, mengatakan, pihaknya masih didalami apakah ada indikasi praktik prostitusi dalam kasus itu.

"Nanti kami akan dalami. Para korban yang kami selamatkan ada tujuh orang, masing-masing umurnya 15-16 tahun," ujar Agung.

Ketiga pelaku kini meringkuk di sel tahanan Mapolres Metro Jakarta Timur. Mereka dituduh melanggar pasal 88 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman sepuluh tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com