"Ini butuh satu payung, ada satu lembaga yang mengatur semua multi user. Jakarta belum membuatnya. Transjakarta punya, tapi masih mengelola busnya sendiri," jelas Ofyar.
Di dalam satu payung itu, semua moda angkutan umum yang ada akan dikelola operasinya secara terpadu. Masing-masing moda harus memiliki kesamaan head way atau jeda antar-waktu keberangkatan angkutan umum.
"Seperti sekarang dibangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Tetapi di Gedebage, salah satu stasiun tujuan, menunggu kedatangan angkutan umum untuk melanjutkan perjalanan di sana bisa sampai tiga jam. Ini kan tidak imbang," jelasnya.
Untuk saat ini, lanjut Ofyar, Jakarta memang sudah jauh lebih baik dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Ia juga mengingatkan, integrasi hanya berjalan efisien selama didukung teknologi informasi. Oleh sebab itu ia juga menyarankan pemerintah untuk dan pemangku kepentingan yang lain tak alergi pada penggunaan teknologi informasi.
Teknologi itu tak akan bisa dihalau karena terbukti dapat memberikan informasi waktu nyata (real time). Taksi Uber, contohnya, besaran tarif dari setiap perjalanan terekam secara digital dan itu dapat digunakan sebagai dasar oleh pemerintah untuk menarik pajak.
(Harian KOMPAS/MDN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 April 2016, di halaman 26 dengan judul "Integrasi Transjakarta-KRL Segera Diperluas".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.