Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporkan Kekerasan terhadap Anak melalui Aplikasi Ini!

Kompas.com - 25/04/2016, 13:23 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meluncurkan aplikasi perlindungan anak online, Senin (25/4/2016).

Melalui aplikasi tersebut, anak-anak dan masyarakat dapat melaporkan kejadian atau masalah yang dialami anak.

"Ini bagian dari ikhtiar untuk menyelesaikan permasalahan yang dilakukan. Tidak jarang teknologi menjadi faktor yang menyebabkan anak-anak mengalami kekerasan. Aspek teknologi ini kita beri nilai yang bersifat positif," ujar Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin.

Melalui aplikasi tersebut, anak-anak bisa melakukan pengaduan dan konseling secara online.

Konseling itu langsung ditangani oleh komisioner KPAI dan para psikolog. Untuk pengaduan yang dilaporkan melalui aplikasi tersebut, KPAI akan langsung menindaklanjutinya sesuai dengan laporan.

"Kita lakukan analisis berdasarkan masalah yang masuk. Ada yg dirujuk ke kepolisian, lembaga konseling, ke psikologi, tergantung masalah yang masuk. (Sebelumnya) ada proses verifikasi lebih lanjut," kata Asrorun.

Menurut dia, peluncuran aplikasi ini salah satunya dilatarbelakangi kasus kekerasan terhadap anak banyak terjadi di lingkungan keluarga menengah ke atas.

Oleh karena itu, aplikasi ini diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah tersebut.

"Fakta yang ada di kita, data kasus yang ada di kita, kasus pelanggaran anak itu justru rata-rata dari keluarga yang menengah ke atas. Karena tidak dibarengi komunikasi yang baik, terjadi keretakkan yang berujung perceraian dan itu mengorbankan anak," tutur Asrorun.

Untuk saat ini, aplikasi "Perlindungan Anak Online" tersebut baru dapat diunggah pengguna Android melalui Play Store.

Sementara itu, untuk pengguna iOs, aplikasi ini belum tersedia.

Aplikasi ini diluncurkan atas kerja sama KPAI dengan Pandawa Care, lembaga sosial yang bergerak pada pola sistem dan mekanisme informasi teknologi berbasis aplikasi dalam perlindungan anak dan keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com