JAKARTA, KOMPAS.com - Terbentuknya koalisi gemuk dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 sangat tergantung pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Meskipun, Partai Gerindra yang awalnya memiliki ide mengenai koalisi gemuk itu.
"Koalisi gemuk itu baru mungkin terjadi. Mungkin nanti kalau PDI-P sudah memutuskan satu calon," ujar Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI dari Partai Gerindra, Syarif, ketika dihubungi, Kamis (9/6/2016).
Saat PDI-P sudah selesai menentukan calon gubernurnya, barulah koalisi itu bisa terwujud. Syarif mengatakan Partai Gerindra pun menerima itu dan menyerahkan kepastian tentang koalisi gemuk kepada PDI-P. Alasannya karena PDI-P merupakan partai pemilik suara terbanyak di DPRD DKI.
"Karena PDI-P pemenang jadi sangat mungkin menentukan siapa teman koalisinya," ujar Syarif. (Baca: PDI-P Beri Sinyal Akan Gabung dalam Koalisi Gemuk Bersama Partai Gerindra)
PDI-P merupakan partai politik dengan kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta dengan 28 kursi. Sehingga mereka merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri tanpa berkoalisi.
Hingga kini, PDI-P masih melakukan penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur DKI. Beberapa tokoh internal seperti Djarot dan Boy Sadikin langsung ditunjuk oleh DPP PDI-P tanpa melalui fit and proper test.
Sejauh ini, PDI-P sudah berkomunikasi dengan beberapa partai politik seperti Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa. (Baca: Djarot: Sangat Mungkin Ada Koalisi Gemuk dalam Pillkada DKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.