Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Ratna Sarumpaet, Warga Rawajati Deklarasikan Penolakan Penggusuran

Kompas.com - 25/08/2016, 14:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan warga RT 09 RW 04 Rawajati dan anggota ormas Forum Betawi Rempug, Kamis (25/8/2016) siang, memadati Jalan Rawajati Barat untuk mendeklarasikan penolakan rencana penggusuran permukiman di Rawajati.

Mereka tampak didampingi aktivis Ratna Sarumapet. Dalam acara itu, warga di barisan terdepan menyerukan kata 'merdeka!' berkali-kali di hadapan awak media.

"Kami menolak penggusuran karena pemerintah tidak sesuai dengan kesepakatan kami," kata Imam, salah satu warga saat berorasi.

Rencananya, warga di Rawajati tersebut akan direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara.

(Baca juga: Jelang Waktu Relokasi, Baru 5 KK Rawajati Mendaftar ke Rusun Marunda)

Imam mengatakan bahwa Rusun Marunda terlalu jauh dari lokasi mereka tinggal dan dikhawatirkan akan menyusahkan hidup mereka.

Ibu-ibu di barisan depan juga bersahut-sahutan menyampaikan keluhannya.

Mereka khawatir usaha yang mereka jalankan menjadi tidak menentu apabila mereka direlokasi ke Rusun Marunda.

Sebanyak 60 kepala keluarga yang terdiri dari 160-an jiwa ini memang sudah 30 tahun menempati bangunan yang berdiri di sepanjang Apartemen Kalibata City dan berbatasan dengan pagar rel kereta api tersebut.

"Kami langsung digusur tanpa ada kesepakatan, tanpa musyawarah terlebih dahulu. Selama ini hanya lurah yang menemui kami," kata Imam.

Warga menuturkan, belum lama ini ada rapat yang mengundang warga terkait sosialisasi relokasi.

Namun, dalam rapat yang mengundang wali kota dan camat itu, hanya lurah yang hadir memberikan penjelasan.

Warga kesal karena lurah hanya jadi perpanjangan tangan pemerintah dan tidak membela warga. "Lurah baru saja, baru sebulan," kata warga lainnya.

(Baca juga: Warga Rawajati Minta Penertiban Ditunda, Wali Kota Sebut Hanya Akal-akalan)

Sementara itu, Ratna Sarumpaet mengatakan bahwa ia dan warga meminta kepada DPRD DKI Jakarta agar menyurati Pemprov DKI Jakarta sehingga penggusuran ditunda.

"Kami habis dari sini akan ke LBH Jakarta supaya dibantu secara hukum. Tapi kita juga akan ke DPRD. Setidaknya mereka bisa menyurati agar pemerintah memperlakukan warga dengan sopan. Tahu-tahu tanggal 1, eh no matter what digusur. Emang dia siapa?" kata Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com