Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bangunan Digusur, Berbagai Tanaman dan Pohon Mulai Terlihat di Rawajati

Kompas.com - 09/09/2016, 14:32 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah semua bangunan di Jalan Rawajati Barat dibongkar oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, puing-puing mulai dibersihkan dan pohon-pohon mulai ditanam.

Jumat (9/9/2016) siang, enam pekerja harian lepas (PHL) dari Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan menanam berbagai pohon dan tanaman kecil, seperti kamboja, bintaro, anjuang kribo, dan glodokan.

Para petugas menanam di sisi tanah yang berimpitan dengan flyover Kalibata. Sementara itu, ke belakangnya, puing bangunan serta sampah masih menumpuk dan menutupi tanah.

Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya akan melakukan penanaman sambil petugas dari Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan membersihkan sisa puing.

"Itu rencana kan jadi paru-paru kota sesuai fungsi RTH (ruang terbuka hijau). Selesai pembersihan puing dari Sudin Kebersihan, ya tugas kami nanam dan mempercantiknya," kata Iqbal saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Iqbal tidak menyebutkan anggaran untuk penghijauan Rawajati. Ia hanya mengatakan, untuk kebutuhan akan bibit tanaman, petugas tinggal mengambilnya di kebun bibit milik pemerintah. Sementara itu, tanahnya diambil dari hasil pembongkaran makam fiktif.

"Tanah dari Tanah Kusir, campurlah sama bongkaran tanah makam fiktif," ujarnya sambil tertawa. (Baca: Ketika Anak-anak Rawajati yang Jadi Korban Penggusuran Mengais Uang Parkir...)

Adapun di seberang bekas permukiman warga, tenda-tenda dari terpal masih berdiri di trotoar. Secara terpisah, Wali Kota Jakarta Selatan mengatakan, pihaknya masih membuka pendaftaran relokasi.

Hingga hari ini, sudah 10 KK yang menerima unit siap huni di Rusun Marunda. "Biarinlah (yang di tenda). Kan sudah kami siapkan rumah," ujar Tri.

Kompas TV Warga Rawajati Bertahan di Lokasi Pembongkaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com