JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah semua bangunan di Jalan Rawajati Barat dibongkar oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, puing-puing mulai dibersihkan dan pohon-pohon mulai ditanam.
Jumat (9/9/2016) siang, enam pekerja harian lepas (PHL) dari Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan menanam berbagai pohon dan tanaman kecil, seperti kamboja, bintaro, anjuang kribo, dan glodokan.
Para petugas menanam di sisi tanah yang berimpitan dengan flyover Kalibata. Sementara itu, ke belakangnya, puing bangunan serta sampah masih menumpuk dan menutupi tanah.
Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya akan melakukan penanaman sambil petugas dari Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan membersihkan sisa puing.
"Itu rencana kan jadi paru-paru kota sesuai fungsi RTH (ruang terbuka hijau). Selesai pembersihan puing dari Sudin Kebersihan, ya tugas kami nanam dan mempercantiknya," kata Iqbal saat dihubungi Kompas.com, Jumat.
Iqbal tidak menyebutkan anggaran untuk penghijauan Rawajati. Ia hanya mengatakan, untuk kebutuhan akan bibit tanaman, petugas tinggal mengambilnya di kebun bibit milik pemerintah. Sementara itu, tanahnya diambil dari hasil pembongkaran makam fiktif.
"Tanah dari Tanah Kusir, campurlah sama bongkaran tanah makam fiktif," ujarnya sambil tertawa. (Baca: Ketika Anak-anak Rawajati yang Jadi Korban Penggusuran Mengais Uang Parkir...)
Adapun di seberang bekas permukiman warga, tenda-tenda dari terpal masih berdiri di trotoar. Secara terpisah, Wali Kota Jakarta Selatan mengatakan, pihaknya masih membuka pendaftaran relokasi.
Hingga hari ini, sudah 10 KK yang menerima unit siap huni di Rusun Marunda. "Biarinlah (yang di tenda). Kan sudah kami siapkan rumah," ujar Tri.