Saat ini, Partai Demokrat memiliki 10 kursi di DPRD DKI, PPP 10 kursi, PKB 6 kursi, dan PAN 2 kursi.
Jika mereka tergabung dalam satu koalisi, suara mereka sudah lebih dari cukup untuk mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017.
Sebab, partai atau gabungan partai harus memiliki minimal 22 kursi di DPRD DKI Jakarta untuk dapat mencalonkan pasangan yang mereka dukung pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Azis menambahkan, poros baru ini bisa saja mengusung Yusril dengan seorang birokrat sebagai pendamping.
Saat ini, kata dia, ada dua figur birokrat yang jadi pertimbangan, yakni Sekda DKI Jakarta Saefullah serta Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni.
"Kalau ini (cagub dan cawagub) mesti orang (kader) gue, tetapi bakal kalah, ngapain? Realistis saja," kata Azis, Jakarta, Minggu (11/9/2016).
Menanggapi isu itu, Sandiaga ikut bersuara. Sandiaga mengatakan bahwa ia belum pasti akan berpasangan dengan Mardani.
(Baca juga: Sandiaga: Suasana di Jajaran Pimpinan Partai "Koalisi Kekeluargaan" Tetap Sejuk )
Saat ini, bakal cawagub terkuat untuknya adalah Saefullah. Namun, ia menyerahkan keputusan itu pada partai politik.
Apabila akhirnya terbentuk poros alternatif, peta politik Pilkada DKI Jakarta 2017 berubah.
Nantinya, akan ada tiga pasangan calon, yakni dari koalisi pendukung bakal calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dari koalisi Gerindra-PKS, dan dari koalisi poros alternatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.