Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Oranye, Para Pekerja yang Menantang Risiko

Kompas.com - 19/10/2016, 07:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berprofesi sebagai pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta merupakan pekerjaan penuh resiko baik dari sisi keselamatan dan kesehatan. Hal itu bukan mengada-ngada karena para pekerja dengan sebutan pasukan oranye itu sehari-hari mesti menangani sampah.

Risiko keselamatan dan kesehatan sama mengancam baik pekerja yang bertugas di daratan maupun di perairan.

Di darat misalnya, Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI, Ali Maulana Hakim menceritakan pernah ada kasus PHL Dinas Kebersihan (Dinsih) tersambar mobil saat bekerja subuh atau dini hari. Maklum, disaat sebagian orang masih terlelap, PHL Dinsih sudah turun ke lapangan membersihkan sampah.

Tidak bisa menunggu siang karena bisa mengganggu warga. Suatu ketika, seorang PHL itu mesti tersambar kendaraan yang kebanyakan melaju kencang pada dini hari.

"Yang terakhir yang nabrak lagi mabok, pulang pagi. Jam pagi itu mobil kan lagi kencang," kata Ali, di acara pemberian asuransi gratis kecelakaan bagi ribuan PHL Dinsih, melalui program sebuah perusahaan asuransi, di kantor Dinsih DKI di Jakarta Timur, Selasa (18/10/2016).

Kasus lain, Danang (35) seorang PHL Dinsih DKI mesti menerima banyak jahitan di bagian tangannya. Hal itu disebabkan saat mengangkat sampah tanpa disadari ada pecahan beling di dalamnya. Danang perlu istirahat lama akibat kejadian yang menimpanya pada Agustus 2016 lalu.

"Sembilan jahitan dan kena di urat. Kejadiannya Agustus dan proses penyembuhannya hampir dua minggu," ujar Danang, di kesempatan yang sama.

Mengurusi sampah di perairan, risikonya juga sama. Dinsih DKI menangani sampah di Kepulauan Seribu dengan mengangkutnya menggunakan kapal ke Jakarta untuk dibuang di Bantargebang.

Ali mengatakan, para pekerja menghadapi risiko jika menghadapi cuaca buruk bisa tenggelam.

PHL yang bekerja di kali dan gorong-gorong juga berhadapan dengan hal yang sama.

Hal tadi baru sebatas berbicara mengenai sisi keselamatan. Bicara kesehatan, sampah yang merupakan sumber penyakit bisa mengancam keselamatan kerja.

Mau tak mau mesti ditangani dengan baik kalau tak mau jatuh sakit. (Baca: 4.025 Pasukan Oranye Menjaga Kebersihan Sungai di Jakarta)

Dilindungi BPJS

Sejak Januari sampai Oktober ini, lanjut Ali, sudah 28 PHL yang mengajukan klaim asuransi BPJS. Beberapa di antaranya kasus meninggal dunia, cacat, dan sakit parah.

Namun, Ali mengatakan para pekerja PHL di DKI sudah dilindungi BPJS Ketenaga Kerjaan dan Kesehatan. Ali bersyukur sebuah perusahaan asuransi, Jagadiri, mau memberikan asuransi selama tiga bulan sampai Januari 2017.

Jagadiri berpartisipasi dengan Dinas Kebersihan (Dinsih) DKI Jakarta menyerahkan asuransi kecelakaan gratis kepada 13.231 PHL. Selama tiga bulan, PHL dibantu asuransi ini selain BPJS, bila ada kecelakaan kerja. Tidak ada iuran yang dipungut karena ini program gratis.

Namun, Dinsih DKI tidak bekerja sama dengan pihak asuransi itu. Tapi, ia mempersilakan PHL-nya bila mau melanjutkan ikut asuransi saat masa gratis berakhir. (Baca: Ingin Jadi Pasukan Oranye yang Bersihkan Kali di Jakarta? Begini Caranya...)

Perlindungan yang diberikan yakni santunan meninggal dunia sebesar Rp 10 juta per orang dan santunan perawatan Rumah Sakit  Rp 1 juta per orang apabila mengalami kecelakaan selama jam kerja.

"Ini asuransi pertama yang memberikan asuransi gratis pada PHL Kebersihan. Mudah-mudahan ini sangat bermanfaat bagi para PHL," kata Ali, Selasa (18/10/2016).

Kompas TV Lurah Rekrut Warga Jadi Petugas PPSU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com