Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Spanduk dan Pencoretan Bernada Rasial, Polisi Bertindak

Kompas.com - 02/11/2016, 10:52 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki masa pentahapan Pilkada DKI Jakarta 2017, ujaran bernada provokatif semakin sering dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Mereka tak hanya menyebarkan ujaran provokatif di dunia maya. Segelintir orang tersebut juga melakukan hal-hal berbau provokasi di dunia nyata. Seperti, mencorat-coret tembok dengan simbol ataupun kata-kata bernada rasial.

Akun Twitter @Anyadwinof mengunggah sebuah video berdurasi 9 detik yang menggambarkan seseorang tengah menuliskan kata-kata bernada rasial menggunakan sebuah pilox berwarna merah.

Dalam video itu, pelaku menggunakan kemeja lengan pendek berwarna putih dengan menggunakan celana bahan berwarna hitam. Jika diamati di video tersebut, pelaku menuliskan kata-kata rasial tersebut pada siang hari. Terlihat pula lalu lintas di sekitarnya masih ramai.

"Tertangkap video, pembuat coretan provokasi SARA di pagar toll depan gedung MPR/DPR RI Senayan Jkt," tulis akun Twitter @Anyadwinov, Rabu (2/11/2016) dini hari.

Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, pihak kepolisian sudah menghapus coretan tersebut. Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan beberapa spanduk atau pun poster bernada provokasi di beberapa wilayah.

Awi tak merinci lokasi keberadaan spanduk dan poster tersebut. Awi mengatakan, saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki siapa pelaku pencoretan maupun pemasangan spanduk bernada provokatif tersebut.

"Ada beberapa titik kita sudah amankan. Ada kemarin di tol beberapa kali dipasang spanduk provokatif. Kita terus lakukan penyelidikan," ujar Awi.

Awi mengungkapkan polisi akan bertindak tegas kepada pelaku penyebar ujaran provokatif tersebut. Namun, Awi meminta masyarakat bersabar. Sebab, pihak kepolisian tengah menyelidikinya.

"Tapi kembali lagi, namanya juga pelaku yang tidak bertanggung jawab, mereka hit and run, mereka tidak bertanggungjawab, dia taruh, pasang kemudian dia lari," ucap dia.

Awi berharap masyarakat yang memiliki informasi mengenai hal tersebut agar segera melaporkannya. Sebab, laporan dari masyarakat sangat membantu pihak kepolisian dalam mengusut kasus tersebut.

"Tentunya kita juga perlu sinergi dari masyarakat kalau mengetahui, memiliki data terkait hal tersebut mungkin foto atau video, sampaikan kepolisian, kita akan lacak dan tindak tegas," kata Awi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com