Untuk mengeluarkan kembali sumber nafkahnya itu, Pardi terpaksa mengeluarkan uang tebusan sebesar Rp 300.000. Uang itu belum termasuk mengeluarkan anggotanya yang terjaring razia.
Minimal, Rp 600.000 harus dikeluarkan Pardi. Pardi mengatakan, mencari nafkah di jalanan harus "pintar-pintar". Tak jarang dia menghubungi temannya yang merupakan seorang petugas satpol PP untuk memberi tahu kapan saja razia dilakukan.
"Kalau di jalanan gini enggak bisa pakai otot, kita kalah. Harus cerdik. Mata juga harus awas," ujar Pardi.
Pardi mengaku heran dengan pemerintah yang sering melakukan razia. Padahal, menurut dia, apa yang dilakukan Pardi hanya mencari nafkah tanpa mengganggu orang lain. Namun, Pardi mengaku tak menyesal menjalani profesi ini.
Selain mencari nafkah, Pardi yang asli Betawi ini dengan caranya sendiri ingin terus melestarikan kebudayaan Betawi.
"Dari dulu sampai sekarang enggak ada bedanya. Semua orang masih suka dengan ondel-ondel dan musiknya," ujar Pardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.