Saat ini, RPTRA sudah rampung dibangun. Perubahan signifikan terlihat di tengah lahan. Tempat yang tadinya aula berubah menjadi lapangan futsal. Sekretariat RW, bangunan permanen untuk posyandu, dan PAUD juga hilang.
Gantinya, ada bangunan dengan bagian tengah mirip pendopo yang belum diketahui fungsinya. Di bagian belakang pun sudah diisi toilet.
“PAUD yang sudah berjalan pun kegiatannya dipindah ke garasi rumah warga untuk sementara. Tak ada tempat lain,” kata Suzanto.
Warga lain yang juga Kepala PAUD, Ainia Devi Rama Sari, menilai bahwa pembangunan RPTRA otomatis menggusur sarana pendidikan bagi keluarga kurang mampu.
“Tinggal menunggu kebijakan Pak RW, mau dilanjutkan atau tidak mengingat lahannya pun sudah tidak ada,” ujar Devi dihubungi Kompas.com, Kamis (19/1/2017).
(Baca juga: Data Pemprov DKI, RPTRA yang Sudah Dibangun Berjumlah 186)
Saat ini, Suzanto sudah minta ke pengelola untuk memberikan izin kegiatan PAUD selama dua jam setiap harinya di lokasi itu. Ia berharap minimal keinginan warga terwujud.
Terkait keberatan itu, Suzanto mewakili warga menyampaikan rasa kecewanya. Aduan ia sampaikan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono lewat pesan teks WhatsApp tertanggal 17 Desember 2016.
Sejauh ini, ia belum menerima balassan dari Sumarsono. "Sudah dibaca tetapi belum dibalas," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.