Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Meninggalkan Pekerjaan Lamanya demi Gaji "Pasukan Oranye"

Kompas.com - 23/01/2017, 17:11 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Iming-iming gaji yang diterima petugas pemelihara prasarana dan sarana umum (PPSU) diketahui jadi penyebab banyak orang yang tertarik untuk bekerja sebagai petugas yang dikenal dengan nama "pasukan oranye" itu.

Hal itulah yang diungkapkan sejumlah anggota pasukan oranye asal Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Salah satunya adalah Izul Wardana (21), pria yang menjadi pasukan oranye saat pertama kali dibentuk pada 2016.

Pada saat mulai menjadi anggota pasukan oranye, gaji yang diterimanya adalah sebesar Rp 3,1 Juta yang setara dengan nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta 2016. Ia menyebut jumlah tersebut lebih besar ketimbang gaji saat ia masih bekerja di tempat lamanya.

"Dulu kerja di PT dekat sini. Di tempat yang lama enggak segitu (Rp 3,1 Juta)," ujar Izul saat ditemui Kompas.com, Senin (23/1/2017).

Seperti Izul, Aminuddin (37) juga melontarkan hal serupa. Ia baru bergabung dengan pasukan oranye pada tahun ini. Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang ojek ini menyatakan tertarik menjadi anggota pasukan oranye karena tak adanya kepastian jumlah penghasilan yang diterima saat masih menjadi tukang ojek.

"Kalau sekarang kan UMR," ujar pria tamatan SMK ini. (Baca: Kejanggalan Perekrutan Pasukan Oranye yang Kini Bergaji Rp 4 Juta...)

Tahun ini, gaji yang diterima anggota pasukan oranye setiap bulannya telah naik seiring kenaikan UMP DKI. Jumlahnya menjadi Rp 3,3 Juta. Tak semua anggota pasukan oranye adalah mereka yang berpindah profesi.

Alsadad Rudi Kantor Kelurahan Jatinegara di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Ada pula yang dulunya memang merupakan petugas kebersihan. Salah satunya Tijan (52), mantan petugas harian lepas (PHL) di Dinas Kebersihan. Tijan mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan.

Namun, ia menyebut ada perbedaan penghasilan ketika ia sudah berstatus sebagai anggota pasukan oranye.

"Kalau dulu kecil (gajinya). Sekarang yang baru-baru enak, udah Rp 3,1 Juta. Tahun ini malah Rp 3,3 Juta. Saya dulu pernah cuma Rp 450 Ribu," ujar Tijan.

Banyak peminat

Pasukan oranye mulai ada di Jakarta sejak awal 2016. Kuota maksimal di tiap kelurahan berjumlah 70 orang. Cukup besarnya gaji pasukan oranye ini yang membuat banyaknya pelamar untuk penerimaan tahun 2017.

Salah satunya di Kelurahan Jatinegara. Data pihak Kelurahan Jatinegara menyebutkan jumlah pelamar pasukan oranye tahun 2017 mencapai 150 orang, alias meningkat dua kali lipat lebih dibanding jumlah pelamar pada tahun 2016.

Banyaknya pelamar yang tak berbanding dengan kuota itu kemudian menyebabkan ada sejumlah anggota pasukan oranye angkatan lama yang tidak lagi diterima karena dinilai tak lolos seleksi.

Alsadad Rudi Dokumen Kelurahan Jatinegara yang memperlihatkan tahapn tes yang harus dilalui pelamar petugas pemelihara prasarana dan sarana umum (PPSU).
Mereka kemudian mendatangi Balai Kota untuk menyampaikan protes pada pekan lalu. Pihak kelurahan sendiri menyatakan kemampuan fisik jadi pertimbangan utama. Karena tugas pasukan oranye akan banyak berkutat dengan kegiatan yang menguras fisik.

Sekretaris Kelurahan Ani Kurniani menyatakan kemampuan fisik yang mereka pertimbangkan bukan fisik dari faktor usia. Namun, benar-benar kemampuan fisik dari sisi stamina. Ani menyatakan banyak pelamar pasukan oranye yang berusia tua dan merupakan angkatan lama masih diterima pada tahun ini.

"Kalau misalnya tua tapi mumpuni, ya masuk," ujar Ani. (Baca: Dulu Kurang Peminat, Kini "Pasukan Oranye" Diperebutkan)

Kompas TV Pekerja TPST Dialihkan Jadi PHL Dinas Kebersihan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com