Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politicawave: Debat Kedua, Anies-Sandi Dapat Respons Positif Terbesar dari "Netizen"

Kompas.com - 28/01/2017, 06:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Kompas TV Pengaruh Debat Kedua Terhadap Elektabilitas Cagub

Jumlah percakapan tentang Anies-Sandi mencapai 41,52 persen dengan sentimen positif 71 persen dan sentimen negatif 29 persen. Sentimen positif karena pujian terhadap penampilan fisik Sandi, dan program menyelesaikan masalah sampah, sedangkan sentimen negatif karena adanya sindiran terhadap Anies saat masih menjabat sebagai menteri, dan Anies dianggap terlalu fokus menyerang.

Segmen 6, jumlah percakapan tentang Agus-Sylvi mencapai 1,39 persen dengan sentimen positif 43 persen dan sentimen negatif 57 persen. Sentimen positif karena adanya apresiasi terhadap pemimpin ideal untuk Jakarta dan Agus dianggap memberi penutupan yang menyemangati.


Tapi muncul sentimen negatif karena cibiran tentang pernyataan Anies tentang pertanyaan Sylvi, dan anggapan melanggar aturan karena berbicara meski waktu habis.

Jumlah percakapan tentang Ahok-Djarot mencapai 47,86 persen dengan sentimen positif 45 persen dan sentimen negatif 55 persen. Sentimen positif disebabkan pemaparan mengenai transportasi yang terkoneksi, dan birokrasi yang melayani rakyat sedangkan sentimen negatif karena Ahok yang sempat salah mengucapkan data mengenai peringkat Kemendikbud.

Jumlah percakapan tentang Anies-Sandi mencapai 40,75 persen dengan sentimen positif 68 persen dan sentimen negatif 32 persen. Sentimen positif disebabkan karena adanya komitmen untuk menghentikan reklamasi, memperbanyak sumur resapan, dan pemaparan program OK-OCE.

Sentimen negatif muncul karena adanya kritikan terhadap kinerja Anies saat menjadi menteri, dan data yang tidak sesuai.

Dari hasil analisa di atas, Politicawave memberi kesimpulan terhadap penampilan seluruh  pasangan calon.

Menurut Politicawave, Agus-Sylvi mendapat pujian dari netizen terkait gaya penyampaian yang lebih tenang dan lugas dari sebelumnya. Namun terdapat pula netizen yang masih mengkritisi gaya penyampaian Agus seperti menghafal teks dan gaya bahasanya yang sulit dipahami.

Selain itu netizen juga menaruh perhatian terhadap Agus-Sylvi dan Anies-Sandi yang dinilai kurang memanfaatkan waktunya untuk menjelaskan detail visi misi mereka dan lebih terlihat mencari kekurangan petahana.

Untuk Ahok-Djarot, Politicawave menilai perhatian netizen terhadap pasangan petahana masih sangat besar. Ahok disebut-sebut lebih jelas, terstruktur dan detail dalam memaparkan visi misi dan lebih tenang merespons serangan lawan debat sesuai dengan durasi yang diberikan.

Namun beberapa segmen berikutnya, Ahok-Djarot mulai mendapat kritikan dari netizen terkait rapor birokrasi Jakarta di tahun 2015, seperti yang disinggung oleh Anies.

Apresiasi yang datang terhadap Anies-Sandi terkait ketepatan data yang disampaikan. Secara garis besar, masih terdapat kritikan dari netizen terkait gaya penyampaian Anies yang dinilai retoris dan Sandiaga yang dinilai kurang relevan dengan topik yang diangkat dan kerap menyinggung isu lapangan pekerjaan juga penciptaan usaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com