"Banyak yang bisa dijual di sini untuk mendukung pariwisata. Untuk suvenir bisa kan. Di sini ada Kalimantan, Toba Batak, Padang. Kalau dibina, ini bagus," kata dia.
Anak Arifin, Paulus Siagian (34), mengatakan, masih banyak pedagang yang belum mendapatkan tempat baru untuk berjualan.
Mereka kesulitan menemukan tempat yang diperbolehkan untuk dibuat lapo. Paulus mengakui, dia baru saja mendapatkan tempat baru. Namun, itu lahan kosong yang harus dibangun.
"Kalau saya kebetulan sudah dapat, baru dapat, tetapi tanah kosong yang perlu dibangun. Kalau yang lain belum dapat. Saya ikut berjuang," ucap Paulus.
Sebagai bentuk perjuangan para pedagang yang masih bertahan, kata Paulus, mereka menggunakan jasa pengacara. Nantinya, semua urusan diserahkan kepada pengacara.
"Pakai pengacara soalnya niat baik kami untuk bicara baik-baik enggak didengar. Intinya ada perlawanan ini karena permintaan kami enggak digubris. Direktur utamanya enggak pernah mau nemuin, bingung kami, apasih sebabnya," kata dia.
(Baca juga: Cerita Arifin Siagian Jatuh Bangun Berjualan di Lapo Senayan)
Paulus menuturkan, mereka hanya ingin melakukan mediasi dengan direktur utama PPKGBK.
Selama ini, mereka hanya bertemu dengan kepala unit yang disebut tidak bisa memberikan keputusan.
Untuk menginformasi bahwa mereka masih bertahan, para pedagang memasang spanduk bertuliskan "Kami Tetap Buka Sampai Bertemu dengan Direktur Utama PPKGBK untuk Mediasi" di atas Lapo Ni Tondongta yang juga masih buka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.