Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh, Gorong-gorong Jakarta Berisi Kulit Kabel Lagi

Kompas.com - 06/03/2017, 09:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Erwin menilai, kulit kabel itu sengaja ditinggalkan.

"Aturan (kulit kabel) dibawa pulang ke kantor masing-masing. Itu yang ternyata menghambat aliran air," ujar Erwin, kemarin.

Erwin juga menemukan masalah pada utilitas yang di tanam di gorong-gorong tersebut. Dia melihat ada kabel yang ditanam di dalam gorong-gorong itu yang tidak sesuai ketentuan. Misalnya ada kabel PLN yang menurut dia seharusnya ditanam di kedalaman 2,5 meter tetapi pada kenyataannya kedalamannya kurang dari itu. Padahal, pemasangan utilitas kabel sudah di atur dalam Peraturan Gubernur Nomor 195 Tahun 2010 Tentang Penempatan Utilitas.

Erwin belum dapat memastikan kapan penelusuran kabel di gorong-gorong itu selesai. Namun, dia menyebut rencana penyusuran akan dilangsungkan sampai di depan Gedung BKPM.

Temuan kulit kabel di Jalan Gatot Subroto memang tak sebanyak temuan di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada 24 Februari 2016. Total temuan kulit kabel di Medan Merdeka Selatan kurang lebih 26 truk.

Temuan kulit kabel di Medan Merdeka Selatan itu kemudian dilaporkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke polisi. Ahok bahkan menduga adanya unsur sabotase di balik temuan kulit kabel tersebut.

Polisi turun tangan. Perusahaan-perusahaan yang menempatkan kabel di gorong-gorong seperti Telkom dan PLN juga menurunkan pejabatnya untuk ikut mengecek ke lokasi. Polisi kemudian mengambil sampel kabel dan membandingan dengan yang dimiliki kedua perusahaan negara tersebut.

Kapolda Metro Jaya, yang saat itu dijabat Tito Karnavian,mengatakan, pihaknya telah memeriksa barang bukti yang ditemukan di lapangan dan membandingkan kabel-kabel tersebut.

"Kami bandingkan, gulungan bungkus itu mirip dengan gulungan kabel milik PLN, dan bukan Telkom," ujar Tito saat itu.

Baca: Panggil PLN dan Telkom, Polda Metro Akan Ungkap Pemilik Kulit Kabel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com