Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Urusan Perut Lebih Penting dari Coblosan...

Kompas.com - 19/04/2017, 13:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Susiyanti sedang menenteng keresek berisikan sayur-mayur saat berpapasan dengan Kompas.com di Blok B Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (19/7/2017).

Pada saat yang sama, warga rusunawa lainnya tengah mengantre untuk memberikan hak suaranya dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, di TPS 34.

Antara pasrah dan terdengar agak apatis, Susiyanti mencurahkan perasaannya karena lagi-lagi namanya tak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS setempat.

"Ah, biasa aja. Biarin aja enggak milih. Mau masak aja buat anak saya," kata Susiyanti.

Susiyanti hanya tinggal berdua dengan anak laki-lakinya yang berusia 15 tahun di rusunawa itu. Empat tahun terakhir ini dia telah pindah dari rumah lamanya di bilangan Pedongkelan, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, menempati satu rumah di Blok B, Nomor 309, RT 013, RW 007.

Baca: Penghuni Rusun Marunda Antusias Ikuti Pemungutan Suara

Sudah dua putaran ini nama Susiyanti tak terdaftar di TPS setempat. Pada Pilkada serentak Februari 2017, dia bersama empat rekannya bernasib sama, tidak terdaftar di TPS 34. Namun, pada putaran kali ini, hanya Susiyanti yang namanya tidak terdaftar.

"Mereka bilang, saya sudah dapat ini (undangan pencoblosan). Saya bilang, saya enggak dapat lagi," kata Susiyanti.

Padahal, Susiyanti telah memiliki Kartu Keluarga (KK) beserta Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik beralamatkan Rusunawa Marunda.

Ketika diinformasikan bahwa pemilih yang namanya tidak terdaftar dalam DPT tetap bisa memilih dengan menunjukkan KTP elektronik, Susiyanti agak ragu. Sebab, pada putaran pertama kemarin, ia dan empat rekannya tidak diperkenankan memberikan hak suara.

Baca: Di Rusun Marunda, Pemilih yang Sakit Didatangi Petugas KPPS

"Katanya dari jam 12 sampai jam 1, tetapi kemarin kami mau coblos, dibilangnya (sama panitia) sudah tutup," kata Susiyanti.

Pengalaman keduakalinya tidak terdaftar dalam DPT TPS setempat di putaran kedua ini, sedikit membuatnya kecewa.

"Sebenarnya kan kita punya hak juga ya," kata dia, sembari menimbang-nimbang akan mencoba kembali ke TPS sebelum jam 1 siang.

Nasib sama dialami Kayat. Warga relokasi dari Muara Baru itu namanya tidak terdaftar dalam DPT TPS setempat. Padahal Kayat sudah memiliki identitas penduduk beralamatkan di Rusunawa Marunda Blok 3/102 sejak tiga tahun lalu.

Baca: Alasan Warga Rusun Marunda Pilih Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta

Buruh harian lepas itu mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dapat memberikan hak suaranya. Kayat pun bingung karena ia tidak memiliki KTP elektronik. Sebab, pada saat pembuatan KTP elektronik beberapa waktu lalu, ia sedang ada pekerjaan.

"Saya juga tidak dihubungi lagi, bagaimana, bagaimana, setelah itu. Jadi, punyanya hanya KTP yang tidak elektronik ini," kata dia sembari menunjukkan KTP-nya.

Nanti setelah pukul 12.00, Kayat akan mencoba menanyakan kepada panitia pemungutan suara apakah ada solusi agar ia bisa menyalurkan hak suaranya.

Di TPS 34 Blok B Rusunawa Marunda, jumlah DPT tercatat sebanyak 638 pemilih, terdiri dari 332 laki-laki dan 638 perempuan. Saat ini, proses pencoblosan masih berlangsung.

Kompas TV DPT Dibayangi Penggelembungan dan Pemilih Siluman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Megapolitan
Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Megapolitan
Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Megapolitan
Ingin 'Naik Kelas', Pemilik Konfeksi di Tambora Harap Ada Binaan dari Pemerintah

Ingin "Naik Kelas", Pemilik Konfeksi di Tambora Harap Ada Binaan dari Pemerintah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com