Meski menuai polemik, program bedah rumah tetap diluncurkan pada 17 April. Djarot didaulat untuk menjadi pejabat yang menandai dimulainya program tersebut. Pemprov DKI Jakarta memilih kawasan Cilincing sebagai lokasi peluncuran program bedah rumah karena wilayah tersebut merupakan salah satu kelurahan dengan jumlah masyarakat miskin terbanyak di Jakarta Utara.
Menurut Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi, ada 83 rumah di Jakarta Utara yang akan dibedah. Untuk tahap awal, jumlah rumah yang akan dibedah ada 18 rumah unit.
"Saat ini satu rumah sudah selesai, satu rumah sedang proses, dan satu lagi sedang proses akan dimulai," ujar dia ketika itu.
Sementara itu, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan DKI Jakarta Bambang Sugiyono mengatakan, tidak ada maksud politis di balik program bedah rumah yang dilaksanakan dua hari sebelum pencoblosan itu. Bambang mengatakan, program itu bukan program baru.
Pemerintah Kota Jakarta Timur sudah memiliki progam serupa dengan menggunakan anggaran dari Bazis DKI. Menurut dia, program bedah rumah memang sudah ada, tetapi masih banyak warga yang membutuhkan bantuan itu.
Bambang mengatakan, tujuan program itu bukan hanya membantu masyarakat miskin, melainkan juga untuk membenahi permukiman. Menurut Bambang, kebijakan Pemprov DKI Jakarta tidak tergantung pada proses pilkada yang tengah berjalan.
"Kalau gara-gara pilkada mandek semua, bagaimana mau layani masyarakat? Show must go on," ujar Bambang ketika itu.
Warga khawatir
Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan sejumlah lembaga, pasangan Ahok-Djarot kalah dari pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Bersamaan dengan itu, rumah-rumah warga yang sudah dibongkar belum mulai dibangun kembali. Kondisi ini membuat warga yang menjadi peserta bedah rumah khawatir.
Koordinator petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Cilincing, Fajar, mengatakan warga sempat mempertanyakan apakah program bedah rumah tetap akan dilanjutkan walaupun Ahok kalah pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Warga, lanjut Fajar, khawatir jika rumah yang saat ini sedang direnovasi tak lagi dilanjutkan pembangunannya.
"Warga sempat galau juga apa dilanjutkan atau enggak. Rumah sudah diratakan, masa enggak dilanjutin," ujar Fajar, saat ditemui Kompas.com.
Kepada warga, Fajar menjelaskan bagi rumah yang telah masuk program tersebut, pembangunan akan terus dilanjutkan. Warga diminta tidak perlu khawatir kekalahan Ahok-Djarot bakal menghentikan proses pembangunan.
Fajar menjelaskan, setiap hari pihaknya sengaja mendatangi lokasi rumah yang akan direnovasi agar warga bisa bertanya secara langsung soal kepastian pembangunan tersebut.