Harapan
Larangan beroperasinya bemo menimbulkan keresahan di kalangan sopir bemo. Mereka takut kehilangan sumber penghasilan jika tak diizinkan mengoperasikan kendaraan roda tiga itu.
"Kasih kami kesempatanlah, toh kami enggak lewat jalan protokol," ujar seorang sopir bemo, Oman.
Menurut dia, kehadiran para sopir bemo di wilayah Jakarta Pusat ini tak akan mengganggu lalu lintas karena trayek yang pendek.
Sopir bemo lainnya, Ilip, enggan meninggalkan pekerjaan yang telah menghidupinya selama puluhan tahun. Dia mencintai pekerjaan yang telah dijalaninya sejak masa lajang hingga kini memiliki istri dan tiga orang anak. Ilip bersyukur penghasilannya sebagai sopir bemo dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
"Bemo itu yang sudah bikin saya, istri dan tiga anak saya sekarang bisa makan. Bemo berjasa buat hidup saya," kata Ilip.
(Baca selengkapnya: "Bemo Itu yang Bikin Istri dan Tiga Anak Saya Sekarang Bisa Makan")
Ia berharap pemerintah memberikan waktu kepadanya dan sopir bemo lainnya untuk tetap diizinkan mengoperasikan bemo sampai nantinya mendapatkan pekerjaan baru. Sejumlah penumpang bemo juga tak sepakat dengan dikeluarkannya larangan bemo beroperasi di Jakarta.
"Kalau saya enggak setuju bemo dilarang. Soalnya apa coba alasannya, bemo kan rutenya pendek," ujar seorang penumpang, Aisyah.
Hal serupa juga disampaikan Atika, seorang pelanggan bemo yang bekerja di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat.
"Kalau enggak ada bemo itu kasihan anak sekolah (yang biasa berangkat sekolah menggunakan bemo)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.