JAKARTA, KOMPAS.com- Supervisi Project PT Tatalogam Lestari, Aldo mengatakan, sebelum melakukan bedah rumah, pihaknya telah memberitahukan desain rumah yang akan dibangun kepada pemilik rumah yang mengikuti program bedah rumah.
Ditemui wartawan di RW 03 Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (6/7/2017), Aldo mengatakan, seluruh rumah dalam program itu memiliki desain yang sama yaitu memiliki satu kamar. Namun tidak memiliki platform atap dan kamar mandi.
Pintu dapur juga tidak disediakan. Pihaknya membangun rumah sesuai dengan luas tiap rumah. Rata-rata rumah yang dibangun seluas 50 meter persegi.
Aldo mengatakan, desain itu dibuat sesuai dengan perjanjian antara PT Tatalogam dengan Pemprov DKI Jakarta.
Baca: Warga Keluhkan Jumlah Kamar Tidur Jadi Hanya Satu Setelah Bedah Rumah
Adapun perjanjian dengan Pemprov DKI, PT Tatalogam memberikan paket bernama "Paket Putih". Dalam paket ini tidak menyertakan rangka platform dan pengecatan.
"Ada MoU. Kebetulan yang digunakan adalah paket putih yang tidak termasuk rangka platform dan cat. Makanya kami memberikan sebatas itu. Makanya kami bergabung dengan CSR lain. Perjanjian kerjasama seperti itu," ujar Aldo.
"Kami juga berharap kontribusi atau peran masyarakat supaya mereka bekerja lebih giat. Perekonomiannya lebih bagus untuk menambah hal yang kurang. Tujuannya juga seperti itu," ujar Aldo.
Sebelumnya warga yang mendapatkan program bedah rumah mengeluhkan pengerjaan dari program itu.
Terkait keluhan membayar instalasi listrik, Koordinator bedah rumah Cilincing, Marta menjelaskan biaya pemasangan listrik telah disepakati oleh warga.
Baca: Warga Keluhkan Program Bedah Rumah, Djarot Minta Mereka Bersyukur
Ia mengatakan, ada beberapa rumah yang sebelumnya belum dipasangi listrik. Warga tersebut meminta bantuan kepada pihak kelurahan agar aliran listrik segera dipasang.
Adapun administrasi ke pihak PLN dinilai saat itu cukup lama. Terlebih lagi saat itu mendekati Lebaran.
Atas kesepakatan bersama dengan warga, serta izin dari PLN, pihak kelurahan akhirnya memanggil ahli instalasi untuk memasangkan listrik ke rumah. Namun, warga enggan menyebut biaya pemasangan tersebut.
"Lalu ini di luar dari tim bedah rumah kami panggil ahli instalasi. Mereka warga bilang ya sudah pak. Pemasangan listrik kan harus ada sertifkat (rumah), ya kami bantu sementara. Teknisi mengerjakan dan dikenali sama mereka (warga)," ujar Marta.
Adapun program bedah telah berlangsung sejak 17 April. Ada lebih dari 80 rumah yang masuk dalam program bedah rumah Pemprov DKI. Kriteria rumah yang dibedah ialah pemilik rumah harus berasal dari masyarakat tidak mampu.