JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 90 persen karyawan First Travel mengundurkan atau resign dalam beberapa bulan terakhir. Informasi itu disampaikan Kadiv Legal Handling Complaint dari First Travel, Deski, saat menemui para calon jemaah umrah yang datang ke kantor pusat First Travel di Green Tower, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (24/7/2017).
Deski menyampaikan hal itu saat menjelaskan kepada calon jemaah mengenai sedikitnya petugas yang disiagakan di loket-loket untuk melayani para calon jemaah.
"Mohon maaf personel kami sedikit. Karena keterbatasan orang. Karena hampir 90 persen orang kami resign," kata Deski.
(baca: Kepada Calon Jemaah, Pihak First Travel Bantah Izin Usahanya Dibekukan)
Banyaknya karyawan yang resign membuat banyak loket kosong. Dari 20 loket pelayanan yang tersedia, hanya dua yang tampak diisi oleh petugas.
Hal itu kemudian menyebabkan sebagian besar calon jemaah yang datang untuk mengurus pengambalian uang atau refund tampak tidak dilayani.
Seorang calon jemaah yang belum dilayani adalah Fatmawati (63). Warga asal Bekasi itu mengaku sudah datang ke Kantor First Travel sejak pagi hari.
"Tapi sampai sekarang belum juga (dilayani)," ujar Fatma saat ditemui sekiar pukul 11.00.
(baca: Bisnis First Travel Dihentikan, Calon Jemaah Umrah Diminta Tenang)
Adapun Deski menegaskan bahwa Otoritas Jasa Keuangan hanya membekukan paket promo umrah yang diselenggarakan First Travel.
Paket yang menawarkan biaya umrah hanya dengan Rp 14.300.000 itu ditengarai menjadi penyebab banyaknya calon jemaah umroh yang terkatung-katung nasibnya.
Deski menyatakan, pembekuan terhadap paket promo itu tidak diberlakukan terhadap paket reguler.
"Jadi kami akan tetap memberangkatkan yang reguler," ujar Deski.