Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Qomar dan 25 Anggota Keluarganya yang Khawatir Batal Umrah karena First Travel Ditutup

Kompas.com - 22/07/2017, 19:56 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Qomar pria berusia 42 tahun khawatir ia beserta 25 anggota keluarganya batal melaksanakan ibadah umrah karena penyedia jasa keberangkatan yang mereka pilih, First Travel kedapatan tak memiliki izin.

"Saya sendiri sudah daftar dengan 25 anggota yang lain sudah bayar. Kami semua sudah melunasi pembayaran dan seharusnya berangkat tahun ini," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/7/2017).

Ia mengaku mendapatkan informasi tentang First Travel dari ibu kandungnya yang telah diberangkatkan pada bulan Desember 2016 lalu.

"Desember lalu ibu saya yang bergabung dalam rombongan berjumlah 40 orang diberangkatkan dan katanya mendapat fasilitas yang memuaskan," kata dia. 

Atas pengalaman tersebut, Qomar dan 25 anggota keluarga lainnya memutuskan untuk memilih Fitst Travel sebagai penyedia jasa keberangkatannya ke Tanah Suci.

Baca: Saya Takut Uang Saya di First Travel Enggak Kembali

Meminta kejelasan First Travel

Merasa bukan menjadi satu-satunya korban, Qomar lantas mengumpulkan para korban lainnya dan membuat jejaring melalui aplikasi pesan singkat.

"Kami para korban saling berkomunikasi. Untuk memudahkan komunikasi kami memvuat grup WhatsApp," ujarnya.

Ia dan rekan-rekannya mengaku telah bertemu dengan pihak manajemen First Travel untuk meminta kejelasan kasus ini.

"Kami kemarin bertemu dengan owner (pemilik) untuk mediasi terkait jemaah yang meminta refund (pengembalian uang) dan yang menunggu di berangkatkan," ujarnya.

Ia mengatakan, meski telah melakukan mediasi, hingga saat ini ia dan calon jemaah umrah lainnya belum juga mendapatkan kejelasan.

Baca: Kini, Tanjung Menyesal Rekomendasikan First Travel kepada Temannya...

"Terkait permohonan refund, sudah lewat masa tenggang 90 hari namun belum juga terbayarkan. Kami masih menunggu itikad baik dari pihak First Travel," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com masih mencoba menghubungi pihak manajemen First Travel untuk mengkonfirmasi terkait kasus ini.

Sebelumya, Satgas Waspada Investasi menghentikan kegiatan usaha 11 entitas yang menawarkan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi tanpa izin.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam mengatakan, First Travel telah membuat surat pernyataan menghentikan pendaftaran jemaah umroh baru untuk program promo.

First Travel berjanji akan memberangkatkan jemaah umroh setelah musim haji yaitu bulan November dan Desember 2017 masing-masing sebanyak 5.000 sampai 7.000 jemaah per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com