Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Dewi Sartika Depok Dibuat Satu Arah, Lebih Macet atau Lancar?

Kompas.com - 29/07/2017, 16:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Para pengguna jalan memberikan tanggapan beragam terhadap sistem satu arah yang mulai diberlakukan di Jalan Dewi Sartika, Depok, Sabtu (29/7/2017).

Dari empat sopir angkot yang ditemui Kompas.com, Sabtu, dua di antaranya menilai arus lalu lintas lebih lancar setelah diberlakukan sistem satu arah.

Para sopir angkot ini setiap hari melintas di jalan-jalan yang terkena dampak dari penerapan sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika.

Namun, satu di antara dua sopir itu menilai, lancarnya lalu lintas tidak bisa dijadikan patokan bahwa sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika sukses mengurai kemacetan.

Sebab, menurut dia, arus lalu lintas pada hari Sabtu tidak bisa disamakan dengan lalu lintas pada hari biasa.

"Mungkin pas sudah hari biasa baru bisa (dibandingkan)," kata sopir angkot 05 trayek Bojonggede-Terminal Depok itu.

Sementara itu, sopir lainnya menilai, arus lalu lintas menjadi lebih macet saat penerapan sistem satu arah.

"Biasanya enggak kayak begini," ujar seorang sopir angkot D10 trayek Pasar Pucung-Terminal Depok.

Kemudian, sopir yang lain menyebut arus lalu lintas saat penerapan sistem satu arah masih sama seperti biasa.

(Baca juga: Pengendara Bingung Gara-gara Jalan Dewi Sartika Jadi Satu Arah)

Ada empat ruas jalan di Depok yang terkena dampak langsung penerapan sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika.

Empat ruas jalan tersebut yakni Jalan Kartini, Jalan Margonda, Jalan Arif Rahman Hakim, dan Jalan Nusantara.

Kompas.com sempat mencoba melintasi jalan-jalan tersebut, termasuk Jalan Dewi Sartika. Kondisi Jalan Kartini dari arah Citayam menuju Margonda terpantau lebih lancar dari biasanya.

Kemacetan terpantau hanya terjadi menjelang pertigaan yang menjadi titik pertemuan antara Jalan Kartini dan Dewi Sartika.

Setelah melewati pertigaan, perjalanan dilanjutkan ke Jalan Margonda ruas depan ITC Depok. Kondisi jalan tampak lebih macet dari biasanya.

Bila biasanya kemacetan hanya terjadi menjelang pintu masuk ITC dan Terminal Depok, pada saat penerapan sistem satu arah, kepadatan lalu lintas sudah terjadi sejak di depan Kantor BNI.

Setelah melewati Jalan Margonda, perjalanan dilanjutkan ke Jalan Arif Rahman Hakim. Kondisi jalan yang terdapat flyover ini terpantau lebih macet dari sebelumnya.

Lepas dari Jalan Arif Rahman Hakim, Kompas.com kemudian melintas di Jalan Nusantara. Kondisi jalan yang kini juga sudah jadi jalan satu arah ini terpantau lebih lancar dari biasanya.

Dari Jalan Nusantara, Kompas.com berbelok ke Jalan Dewi Sartika. Seperti hari biasanya, jalan ini terpantau masih macet.

Sebab, di jalan ini terdapat pelintasan sebidang rel kereta yang cukup sering buka tutup. Sistem satu arah yang berlaku di Jalan Dewi Sartika berlaku untuk lalu lintas kendaraan dari arah Jalan Raya Sawangan menuju Jalan Margonda dan Jalan Siliwangi (barat ke timur).

Uji coba jalan satu arah di Jalan Dewi Sartika ini ditandai dengan dipasangnya "barrier" atau pembatas di pertigaan yang menjadi pertemuan antara Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kartini.

Pemasangan pembatas ini dilakukan agar kendaraan dari arah Jalan Kartini (dari selatan) atau Jalan Siliwangi (dari timur) tidak bisa mengarah ke Jalan Dewi Sartika.

Saat sistem satu arah belum berlaku, kendaraan dari kedua arah ini yang menuju ke Jalan Raya Sawangan memang bisa melintas langsung di Jalan Dewi Sartika.

Karena tak bisa lagi mengarah ke Jalan Dewi Sartika, kendaraan dari arah Jalan Kartini dan Jalan Siliwangi yang menuju Jalan Raya Sawangan diarahkan melintas di Jalan Margonda depan ITC Depok, untuk kemudian belok kiri ke Jalan Arif Rahman Hakim, belok kiri melintas di Jalan Nusantara, sampai nantinya tiba di perempatan dan belok kanan ke Jalan Raya Sawangan.

Kondisi ini yang diperkirakan menyebabkan Jalan Margonda dan Arif Rahman Hakim lebih macet.

Sebaliknya, Jalan Nusantara lebih lancar karena kendaraan dari arah Jalan Raya Sawangan ke Margonda tidak bisa lagi berbelok, tetapi harus lurus ke Jalan Dewi Sartika.

(Baca juga: Rambu Penanda Satu Arah Dipasang di Jalan Dewi Sartika Depok)

Sementara itu, arus lalu lintas Jalan Kartini dari arah Citayam menuju Margonda terpantau lebih lancar karena selama ini lalu lintas kendaraan dari arah tersebut sering terhambat di ujung Jalan Dewi Sartika, tepatnya di pertigaan yang menjadi pertemuan antara Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kartini.

Hambatan terjadi akibat adanya lalu lintas kendaraan dari Jalan Margonda atau Jalan Siliwangi arah ke Jalan Raya Sawangan yang terhenti akibat buka tutup palang pelintasan sebidang rel kereta yang ada di lokasi tersebut.

Dengan diberlakukannya jalan satu arah, yang terkena dampak buka tutup pelintasan kereta hanya arus lalu lintas dari Jalan Raya Sawangan yang mengarah ke Jalan Margonda atau Jalan Siliwangi melalui Jalan Dewi Sartika. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com