Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Pemakaian Eskalator di Stasiun Tanah Abang, Sudahkah Dipatuhi?

Kompas.com - 10/08/2017, 18:42 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti biasa, pada jam-jam pulang kantor seperti pada Kamis (10/8/2017) sore, stasiun kereta api Tanah Abang, Jakarta Pusat dipadati para calon penumpang kereta rel listrik (KRL).

Antrean panjang terlihat di loket-loket pembelian THB (tiket harian berjamin) yang berlokasi di samping tapping gate stasiun.

Setelah melewati tapping gate, calon penumpang harus menggunakan tangga berjalan (eskalator) untuk menuju peron tempat kereta ke berbagai tujuan menanti.

Eskalator yang terdapat di Stasiun Tanah Abang tak begitu lebar dan hanya cukup digunakan dua orang dewasa berdiri secara berdampingan.

Baca: April, JPO Stasiun Tanah Abang Akan Beroperasi Optimal

Benar saja, kondisi ini kerap membuat para calon penumpang berdesak-desakan untuk menjadi yang paling cepat menuju ke ujung eskalator.

Di bagian atas eskalator Stasiun Tanah Abang tergantung papan berwarna kuning berisi ketentuan penggunaan eskalator bagi calon penumpang.

Aturan penggunaan itu ditulis dengan huruf besar berwarna hitam sehingga amat jelas dan mudah untuk dibaca.

"Penggunaan jalur kiri untuk berdiri/diam dan penggunaan jalur kanan untuk berjalan atau mendahului," demikian isi informasi tersebut.

Meski telah terdapat aturan yang jelas, di sisi sebelah kiri eskalator, berdiri seorang petugas dari PT KCJ (PT KAI Commuter Jabodetabek) lengkap dengan alat pengeras di tangannya.

Petugas ini kemudian memberikan imbauan kepada calon penumpang untuk mengikuti aturan penggunaan eskalator di stasiun tersebut.

"Ayo dilihat tulisan di atas itu ya Pak, Bu. Yang mau diam di sebelah kiri, jangan menghalangi jalur kanan. Jalur kanan hanya untuk yang akan mendahului," ujar seorang petugas itu.

Sulit mengatur penumpang

Meski telah diberikan imbauan, sejumlah calon penumpang tetap berdiri diam di lajur kanan eskalator.

Hal ini menyebabkan calon penumpang yang terburu-buru menuju lantai dua stasiun terhalang.

"Mbaknya yang pakai baju hitam kalau mau diam jangan di kanan. Kan saya sudah teriak-teriak dari tadi. Itu dilihat juga dong tulisannya," teriak petugas.

Perilaku perempuan berpakaian hitam itu spontan mencuri perhatian calon penumpang lain. Setelah diteriaki, dia kemudian bergeser ke lajur sebelah kiri eskalator.

Baca: Eskalator di JPO Stasiun Tanah Abang Beroperasi Normal Senin Depan

"Memang masih sulit menerapkan budaya tertib ini di masyarakat," ujar petugas tersebut saat ditemui Kompas.com.

Sekitar 15 menit Kompas.com mengamati pergerakan calon penumpang KRL yang melintasi eskalator tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah calon penumpang masih saja melanggar aturan penggunaan eskalator stasiun meski petugas telah berteriak-teriak untuk memberikan imbauan.

"Kan inginnya biar tertib kayak di Jepang itu. Tapi saya teriak-teriak sampai begini ya masih aja ada yang melanggar," kata petugas tersebut dengan suara sedikit serak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com