JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyinggung soal pendahulunya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kini menjadi terpidana kasus penodaan agama.
Setelah divonis bersalah beberapa waktu lalu, Ahok harus menjalani hukuman penjara dua tahunnya di Rutan Mako Brimob.
Meski pendahulunya itu berakhir di balik jeruji besi, Djarot mengaku bangga karena Ahok dipenjara bukan karena terlibat korupsi.
Baca: Djarot: Bangsa Ini Akan Maju atau Mundur, Salah Satunya di Tangan Guru
"Saya bangga dengan Pak Ahok, dia dipenjara bukan karena korupsi, tapi dia dipolitisasi, akibat politisasi. Mohon maaf, saya akan bela. Lihat kerjanya (Ahok)," ujar Djarot dalam acara silaturahmi kepala SD, SMP, dan SMA se-DKI Jakarta di Gedung Yayasan Budha Tzu Chi, Jakarta Utara, Sabtu (12/8/2017).
Djarot menuturkan, sebagai seorang politikus, masuk penjara merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi.
Dia pun mencontohkan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Rolihlahla Mandela dan Proklamator Soekarno yang juga pernah dipenjara.
Kedua pemimpin itu, kata Djarot, dipenjara karena memperjuangkan kebenaran. Djarot pun meminta Ahok untuk ikhlas dalam menjalani masa hukuman.
"Saya bilang ketemu Pak Ahok, enggak apa-apa, ini sudah garis Tuhan, kita harus jalani, harus ikhlas, terima risiko," kata dia.
Ahok tetap mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dalam hidupnya. Djarot pun berharap para kepala sekolah dan guru-guru bisa mempertahankan prinsip-prinsip yang sama.
Baca: Djarot: Kalau Tidak Ada Niat Melunasi Tunggakan Rusun, Keluar Saja...
"Kebenaran itu tidak bisa dibungkam dan sekali waktu kebenaran itu akan menunjukkan dirinya, entah berapa tahun," ucap Djarot.
Ahok divonis hukuman dua tahun penjara sesuai putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Mei 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.