Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Mencemarkan Kali Bekasi?

Kompas.com - 05/10/2017, 09:47 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Aroma menyengat tercium saat melintas di jembatan Bendungan Bekasi, Kota Bekasi, ketika hujan turun dari pagi hingga sore beberapa hari lalu. Aroma itu bukan seperti bau amis atau bau busuk sampah, tetapi seperti aroma zat kimia yang begitu pekat.

Banyak orang penasaran dengan asal muasal aroma tersebut. Beberapa orang berhenti dan melongok ke bawah jembatan di Bendungan Bekasi, yang merupakan aliran Kali Bekasi.

Ternyata, kali tersebut sudah berubah menjadi tumpukan busa.  Busa-busa mengambang, bergerak searah dengan aliran sungai.

Tak hanya bau menyengat dan tumpukan busa, air kali telah berubah warna menjadi hitam pekat.

Aditya (24), yang yang membuka bengkel motor di pinggir kali, mengatakan Kali Bekasi seringkali berwarna hitam, berbusa, dan menebarkan bau tak sedap.

"Kalau sekarang warnanya hitam terus, kalau dulu kan cokelat atau hijau. Nah pas malem abis isya biasanya selalu ada busanya," kata Aditya, Rabu (29/9/2017) pekan lalu.

 Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi pun segera memeriksa kualitas air dengan mengambil sampel air kali yang diduga telah tercemar itu. Hasil uji laboratorium menunjukkan, kualitas air di Kali Bekasi di atas ambang baku mutu atau bisa dikatakan air telah tercemar.

"Hasilnya beberapa memang sudah tercemar di atas ambang baku mutu, seperti pH (derajat keasaman) dan dO (kadar oksigen terlarut) tidak sesuai. Indikasinya macem-macem kan itu perumahan-perumahan yang mengalir ke Kali Bekasi," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana.

Berdampak pada Warga

Tercemarnya Kali Bekasi berdampak pada warga Kota Bekasi, terutama pada sekitar 30 ribu pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot. Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama PDAM Tirta Patriot, Cecep Ahmadi, membenarkan hal tersebut.

Ia mengungkapkan, warga mengeluhkan soal air yang mengandung jentik dan cacing.

Beberapa warga yang terkena dampak adalah mereka yang tinggal di Perumahan Titian Kencana, Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

“Bukan kotor lagi, sudah lama dari sebelum lebaran air (PDAM) sudah kotor. Airnya hitam, terus ada endapan dan bau. Buat dipakai mandi saja saya takut. Pernah coba untuk (kumur-kumur) saat sikat gigi kayak bau bangkai,” ujar Sri Mulyani (42), warga Perumahan Titian Kencana.

Sri mengaku sangat terganggu dengan kualitas air yang ada.

“Saya terganggulah. Normalnya kan airnya harusnya bersih. Lah sekarang sudah bayar mahal, saya paling sedikit bayar Rp 300.000, biasanya sih sampai Rp 500.000 per bulannya. Jengkel saya, itu kan udah bayar mahal, tapi dapat airnya kayak gini. Kalau bayar murah sih wajar, udah bayar mahal kan kesel,” kata Sri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com