Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Akan Ubah Trayek Bus demi Program OK-OTRIP

Kompas.com - 17/10/2017, 14:29 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan akan mempelajari visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno terkait program OK-OTRIP

Salah satu program yang dijanjikan pasangan Anies-Sandiaga saat kampanye dulu adalah OK OTRIP. Program itu menjanjikan integrasi seluruh moda transportasi dengan tarif hanya Rp 5.000 saja.

“Saya akan mempelajari dan kami tindak lanjuti terkait dengan OK-OTRIP. Bagaimana nantinya masyarakat bisa melakukan perjalanan cukup dengan Rp 5.000,” kata Andri saat ditemui usai acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).

Baca juga: Masuk APBD DKI 2018, Kadishub Sebut OK-OTRIP Sangat Bisa Dijalankan

Ia menjelaskan, pihaknya masih mengkaji rute-rute yang bisa diterapkan pada program itu. Baik itu sistem sekali jalan atau point to point, atau bisa menempuh seluruh wilayah hanya dengan nominal Rp 5.000.

Andri mengatakan, salah satu yang dilakukan saat menerapkan OK-OTRIP, semua transportasi massa harus terintegrasi dengan manajemen transjakarta. Cara implementasinya menurut dia adalah dengan melakukan rerouting pada trayek bus.

“Jadi kami harus rerouting semua. Berapa sih trayek yang dibutuhkan bus besar, bus sedang dan bus kecil. Nantikan dari klasifikasi jalan dilihat semua. Bus ini nantinya sebagai feeder untuk mengantarkan penumpang. Yang (bus) kecil anterin yang (bus) sedang, yang (bus) sedang anterin ke bus besar, yang besar anterin ke transjakarta,” kata Andri.

Tujuan rerouting, kata Andri, agar tidak terjadi perhimpitan antara transjakarta, bus besar, sedang, dan kecil. Nanti, kata dia, kemungkinan terjadi perhimpitan hanya berkisar 20 persen, sebab bus-bus tersebut sifatnya sebagai pengumpan atau feeder.

Sementara itu, trayek bus besar yang saat ini sudah ada sekitar 42 akan rerouting menjadi 10 trayek. Kemudian bus sedang dari 89 trayek menjadi 47 trayek.  Tidak hanya pada bus, rerouting trayek nanti berlaku juga untuk angkot yang hingga kini memiliki 152 trayek.

“Nah ini yang akan kami hitung berapa sih subsidi yang akan kami keluarkan untuk menerapkan itu. Karena misalnya begini nih, satu trayek ada busway terus ada bus besar terus ada bus sedang, itu nggak boleh. Di subsidi terus disubsidi lagi, nggak boleh,” kata dia.

Andri mengatakan, subsidi yang dianggarkan sekitar Rp 2,8 triliun dan yang baru terpakai Rp 1,8 triliun. Namun dana subsidi yang ada itu hanya bisa untuk rerouting beberapa trayek saja.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com