Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes: LSM KPK Cari Masalah, Cari Penyakit, Bikin Tak Nyaman

Kompas.com - 17/10/2017, 19:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi menilai tindakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Komunitas Pengawas Korupsi (KPK) terhadap Rumah Sakit Arya Medika tidak bisa dibenarkan.

Anggota LSM KPK pada Selasa (10/10/2017) lalu membentak dan berlaku kasar kepada dokter serta pegawai di Rumah Sakit Arya Medika karena ada pasien yang meninggal dunia dan dianggap sebagai kelalaian rumah sakit.

"Rumah sakit ini bilang, mereka sudah seminggu petantang-petenteng di sana. Rumah sakit ini tahu ada mereka, tapi petantang-petentengnya enggak pakai atribut. Begitu kasus, langsung pakai atribut. Mereka memang cari penyakit, cari masalah, bikin enggak nyaman," kata Liza saat ditemui Kompas.com di kantornya, Selasa (17/10/2017) sore.

Baca juga: Dinkes Sebut Pihak RS yang Digeruduk LSM KPK Tak Salahi Aturan

Menurut Liza, cara LSM KPK salah saat memprotes layanan rumah sakit. Jika tidak puas dengan layanan rumah sakit maupun dokter atau perawat, ada jalur pengaduan yang telah disiapkan, bukannya bertindak kasar terhadap tenaga kesehatan. 

"Masalah sebenarnya adalah persekusi. Mereka tidak boleh main pukul-pukul begitu saja, dan tenaga kesehatan kan dilindungi oleh undang-undang. Kalau dia tidak berkenan, kalau rumah sakit salah, dokter salah, ada jalurnya. Silakan (tempuh jalur itu)," kata Liza.

Dari hasil audit Dinkes, pihak rumah sakit tidak menyalahi prosedur atau aturan. Pasien yang dimaksud sudah tiba di sana dalam kondisi kritis, sementara kapasitas rumah sakit yang baru menyandang predikat Tipe C Pratama itu belum bisa berbuat banyak sehingga dokter jaga melakukan pertolongan pertama sembari merujuk pasien itu ke tempat lain.

Saat ditanyai secara terpisah, pihak LSM KPK menyatakan tetap menyalahkan pihak rumah sakit karena dinilai sudah berbohong. Kebohongan pihak rumah sakit menurut LSM KPK secara tidak langsung telah menyebabkan pasien meninggal dunia.

"Mereka bohong, bilang ICU (Intensive Care Unit) penuh tapi di formulir banyak yang kosong," ujar Biro Hukum LSM KPK Novan saat ditemui di kantornya, Selasa petang.

Novan mengaku belum bisa bicara banyak karena dia tidak terlalu memahami situasi di lokasi saat kejadian. Ketika Kompas.com ingin menanyakan hal itu lebih lanjut, Novan menyebutkan semua perwakilan LSM KPK, termasuk pimpinannya yang bernama Firdaus, sedang dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya.

Kata Novan, LSM KPK mau mengklarifikasi video yang beredar tentang perlakuan mereka kepada staf dan dokter Rumah Sakit Arya Medika. Novan juga menyatakan, mereka berencana melaporkan rumah sakit itu ke pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com