Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadirnya Psikolog yang Tenangkan Jiwa Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Mercon...

Kompas.com - 02/11/2017, 20:21 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Puluhan jenazah korban kebakaran pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses diidentifikasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selain mengidentifikasi para korban, pihak rumah sakit juga melakukan proses pemulasaraan saat jenazah akan diserahkan kepada keluarga masing-masing. Ambulans disiapkan untuk mengantar jenazah ke tempat persemayaman masung-masing.

Saat keluarga hendak menjemput jenazah, rumah sakit menggelar upacara pelepasan jenazah sederhana di depan Ruang Forensik RS Kramat Jati. Sebuah tenda didirikan, kursi hingga sound system tersedia di sana. Semua layanan tersebut, gratis.

Saat proses penyerahan jenazah, ada sejumlah petugas berompi hitam bertuliskan Biro Psikologi tampak setia mendampingi keluarga setiap acara pelepasan jenazah digelar.

Sebut saja Fransisca, salah seorang petugas Biro Psikologi Mabes Polri yang Rabu (1/11/2017) kemarin turut mendampingi keluarga empat korban kebakaran yang hendak menjemput jenazah.

Baca juga : Cerita Kepala Forensik RS Polri yang Harap-harap Cemas Tunggu Jasad Surnah Dijemput

"Saya dua hari ini bertugas. Kami bergantian. Kalau setelah kebakaran kemarin Biro Psikologi dari Polda Metro yang mendampingi. Kami sambut keluarga mulai dari ruang antem mortem," sebut Fransisca.

Jajaran Polres Metro Tangerang bersama tim DVI Polri melakukan olah TKP di pabrik mercon yang terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin (30/10/2017). Dari proses olah TKP tersebut, ditemukan benda diduga tulang belulang manusia. KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Jajaran Polres Metro Tangerang bersama tim DVI Polri melakukan olah TKP di pabrik mercon yang terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin (30/10/2017). Dari proses olah TKP tersebut, ditemukan benda diduga tulang belulang manusia.

Saat mendampingi keluarga berjalan menuju ruang forensik, Siska kerap kali menepuk bahu keluarga korban walau tak lantas mengajak berbincang.

"Tugas kami di sini adalah mendampingi. Kalau keluarga pengin cerita kami akan mendengarkan. Tapi kami tidak boleh tanya-tanya yang nantinya justru terkesan mengintervensi keluarga yang masih trauma. Kami tunjukkan empati melalui sentuhan, pelukan dan mendengarkan," tuturnya.

Selama dua hari bertugas ia mengaku takjub dengan sikap para keluarga korban. "Mereka kooperatif, tegar menjalani setiap prosesi penyerahan jenazah walaupun kesedihan tidak bisa lantas terhindarkan begitu saja," tuturnya.

Baca juga : Polisi Butuh Foto Korban Kebakaran Pabrik Mercon untuk Proses Identifikasi

Sebelum Mabes Polri, Polda Metro Jaya mengerahkan tim psikologi untuk membantu memulihkan trauma dari para korban dan keluarga korban ledakan pabrik mercon yang meledak di Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, tim tersebut disebar di rumah sakit-rumah sakit tempat para korban mendapatkan perawatan.

"Tim ini dipimpin Karo SDM Polda Metro yang berisi psikiater, psikolog yang nantinya akan memberikan trauma healing kepada trauma korban, seperti mempunyai anak, suami, istri, tentunya ada goncangan disana," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (27/10/2017).

Argo menambahkan, untuk di posko orang hilang yang didirikan di RS Polri Kramatjati, pihaknya menerjunkan polisi wanita.

Baca juga : Polisi: Tak Ada Biaya Pengambilan Jenazah Korban Kebakaran Mercon

Kompas TV Kebakaran terjadi di gudang mercon di kawasan Kosambi, Kota Tangerang, Kamis (26/10/2017) pagi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com