JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana menilai tidak ada preman di Tanah Abang. Namun, dia tidak membantah bahwa ada warga setempat yang menarik pungutan liar dari para pedagang kaki lima.
"Bisa saja, tidak bisa dimungkiri," kata Lulung di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (7/11/2017).
Menurut dia, tindakan itu bukan premanisme. Dia memberi contoh ketika ada orang yang sedang mencari tempat untuk berjualan di Tanah Abang. Menurut Lulung, mereka pasti mencari warga setempat yang tinggal di kawasan itu. Jika mereka meminta tolong kepada orang luar, justru orang luar itulah yang disebut preman.
"Orang lingkungan cari nafkah jagain kampungnya kalau orang Betawi bilang. Makanya ngomong-nya yang obyektif. Lihat Tanah Abang jangan dari jauh, ini kata Haji Lulung, lihat Tanah Abang harus dari dekat," ujar Lulung.
Baca juga: Lulung: Enggak Ada Preman di Tanah Abang!
Menurut Lulung, definisme premanisme harus disamakan terlebih dulu. Menurut dia, preman adalah yang suka memeras pedagang dengan paksa. Lulung merasa apa yang terjadi di Tanah Abang bukan premanisme.
Baca juga: Beda dengan Lulung, Camat Sebut Ada Preman di Tanah Abang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.