"Saya masih tanya, kalau cuma jatuh kok begitu bentuk lukanya begitu GW? Tapi GW tetap bilang 'kan batunya banyak, terus GW jatuh guling-guling'," kata Mery.
Tak hanya itu, luka di bagian tepi mata GW juga membuat para guru semakin curiga. Namun GW tak pernah mengeluh kepada guru mengenai kondisinya.
"Kami coba panggil orang tuanya, tapi tidak ada respon yang baik. Bahkan pernah selama dua hari GW minta makan karena lapar. Saat ditanya, GW menjawab tidak diberi makan ibunya selama dua hari," kata Mery.
GW tewas pada hari Sabtu (11/11/2017) pukul 17.30 WIB. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Asem Raya, Duri Kepa, Kebon Jeruk, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang terkait dengan penyiksaan terhadap GW.
Adapun barang bukti tersebut adalah kantong plastik berwarna merah yang digunakan untuk menutup kepala korban, tali plastik warna hitam, pembasmi serangga semprot, dan gunting.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.